Rabu 18 May 2022 16:20 WIB

Berapa Kali Normalnya Buang Air Besar dalam Sehari? Ini Kata Ahli

Anda disarankan tidak menahan keinginan buang air besar.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Buang air besar yang normal dalam sehari ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Buang air besar yang normal dalam sehari ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buang air besar (BAB) rutin memiliki segudang manfaat termasuk mencegah sembelit dan masalah pencernaan lain. Namun pertanyaannya kemudian, seberapa sering idealnya buang air besar dalam sehari?

Ahli gastroneologi, Profesor Martin Veysey, mengatakan frekuensi buang air besar orang dewasa dalam sehari beragam. Layanan kesehatan nasional Inggris (NHS) mencatat, orang dewasa bisa BAB beberapa kali sehari bahkan BAB setiap tiga hingga empat hari.

Baca Juga

Prof Veysey menjelaskan, frekuensi buang air besar bisa dipengaruhi oleh waktu transit atau berapa lama sisa makanan yang dikonsumsi diproses di saluran cerna. "Ini penting, karena memiliki masalah dengan urgensi, seperti dorongan panik yang tiba-tiba untuk buang air besar, diare dan sembelit, semuanya bisa menjadi tanda transit yang lambat," kata Prof Versey seperti dilansir di The New York Post, Rabu (18/5/2022).

Untuk mengukur frekuensi waktu Anda, Prof Versey menyarankan untuk menelan segenggam biji jagung mentah-mentah dan kemudian mencari biji kuning di tinja Anda. "Seharusnya antara delapan dan 24 jam," kata dia.

Bagi sebagian orang, makan bisa memicu keinginan untuk pergi ke toilet. Namun dalam keadaan tertentu, tak jarang mereka menahan keinginan buang air besar.

Menanggapi hal ini, Prof Versey mengatakan, belajar mengendalikan buang air besar adalah langkah perkembangan yang penting. Namun jika terlalu berlebihan juga bisa membawa malapetaka bagi usus.

"Kita mungkin bisa menahannya sementara waktu, tapi jika berlebihan tidak baik juga. Karena hal inilah banyak orang akhirnya menderita sembelit, sakit perut, kebiasaan buang air besar yang tidak terduga, kembung dan gas," kata dia.

Prof Veysey mengingatkan untuk tidak menahan keinginan buang air besar. Hal ini bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki waktu transit lama.

"Membiasakan menunda berarti residu dari makanan yang Anda makan tetap berada di tubuh lebih lama dari yang seharusnya. Waktu transit Anda memanjang dan kualitas hidup Anda memburuk," ujarnya.

Menurut Prof Veysey, tinja biasanya terdiri dari air, bakteri, materi nitrogen, karbohidrat, materi tanaman yang tidak tercerna, dan lipid (lemak). Semakin lama campuran ini berada di dalam tubuh, semakin rentan terhadap fermentasi dan dekomposisi.

"Ini tidak hanya menghasilkan angin tetapi juga bahan kimia yang dikenal sebagai metabolit, yang kemudian bersentuhan dengan lapisan usus dan dapat diserap,” kata dia.

Prof Vensey mengatakan, waktu transit yang lebih lama juga dikaitkan dengan kondisi seperti kanker usus, batu empedu, polip kolon, dan wasir. Jika Anda ingin memperbaiki kebiasaan buang air besar, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan. Ini termasuk meningkatkan jumlah serat dan cairan dalam makanan, berolahraga secara teratur, dan berhubungan dengan usus besar dan kebiasaannya.

"Beberapa orang bahkan menggunakan terapi perilaku kognitif untuk meningkatkan fungsi usus," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement