Teten : Segera Reborn Ekonomi UMKM Kita
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, saat mengunjungi bazaar UMKM di Royal Ambarukmo, Sleman, DIY, Rabu (18/5/2022). | Foto: Silvy Dian Setiawan
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kondisi penyebaran Covid-19 melandai dan pemerintah mulai melonggarkan kebijakan seperti pemakaian masker dan dihapuskannya syarat PCR untuk pelaku perjalanan. Hal tersebut berdampak positif bagi ekonomi UMKM.
"Sehingga dengan recovery Covid-19 ini saya kira segera reborn ekonomi UMKM kita," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki usai menghadiri G20 Side Event di Royal Ambarukmo, Sleman, DIY, Rabu (18/5/2022).
Teten menyebut, pada masa libur Lebaran kemarin peningkatan ekonomi UMKM di Indonesia cukup besar. Terutama UMKM yang bergerak di bidang kuliner. "Dampak ekonomi kepada UMKM luar biasa, terutama untuk di sektor kuliner dan oleh-oleh," ujarnya.
Sebagian besar, kata dia, pusat oleh-oleh merupakan produk yang dihasilkan oleh UMKM. Banyaknya kunjungan wisatawan di berbagai daerah, khususnya daerah yang menjadi tujuan wisata juga membuat ekonomi UMKM meningkat secara signifikan.
"Jangan disepelekan kekuatan ekonomi oleh-oleh ini, itu luar biasa. Orang ke mana-mana kalau beli oleh-oleh pasti produk UMKM, bukan (produk) industri, karena itu terkait dengan daerahnya, budaya, dan lain sebagainya," jelas Teten.
Diharapkan, melalui recovery dari Covid-19 saat ini, UMKM turut pulih dan terus berkembang ke depannya. Terlebih, berbagai aktivitas juga sudah mulai berjalan menuju normal seperti dimulainya pembelajaran tatap muka, perkantoran, juga industri yang sudah mulai aktif beroperasi.
"Ketika perkantoran aktif lagi, sekolah aktif lagi dan industri aktif lagi, itu saya kira immediately UMKM pulih," tambahnya.
Dalam upaya pemulihan UMKM, pemerintah katanya, juga akan memastikan akses untuk pembiayaan lancar. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 banyak UMKM yang terdampak dan tidak memiliki akses permodalan.
"Karena pasti untuk supply bahan baku, akses pembiayaan ini harus sudah tersedia. Karena begitu reborn, saya kira maka permintaan akan tinggi dan kebutuhan akan bahan baku permodalan selama pandemi yang mengalami slowdown mungkin masih ada yang macet, kita akan lurusin itu," kata Teten.