Kamis 19 May 2022 04:11 WIB

Satgas: Jumlah Provinsi yang Alami Kenaikan Kasus Aktif Bertambah Pekan ini

Provinsi yang alami kenaikan, merupakan provinsi tujuan dan atau asal pemudik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap data kasus aktif di tingkat provinsi di Indonesia. Dari 34 provinsi, terdapat 18 provinsi yang menunjukan penurunan kasus dan 16 lainnya yang masih menunjukan kenaikan kasus aktif.

"Sayangnya masih ada 16 provinsi lainnya yang menunjukkan kenaikan kasus aktif, jika dibandingkan provinsi yang mengalami kenaikan kasus, pada pekan ini lebih banyak dibandingkan pekan lalu yang hanya terdiri dari enam provinsi," ujar Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Rabu (18/5).

Wiku mengungkapkan, tambahan 10 provinsi yang pekan ini mengalami kenaikan kasus aktif, sebagian merupakan provinsi tujuan dan atau asal pemudik. Beberapa provinsi yang menjadi tiga terbesar tujuan dan asal pemudik diantara ke-16 provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur.

"Namun, kabar baiknya kenaikan yang saat ini teramati pada provinsi tersebut belum merupakan lonjakan kasus yang signifikan," ujarnya.

Untuk itu, Wiku menilai, angka kenaikan kasus aktif ini perlu untuk ditekan dan dipertahankan bersama. Dia mengingatkan, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci terkendalinya kasus.

Selain itu, dia menilai, upaya ini juga perlu diperkuat dengan kesadaran tinggi untuk melakukan pengetesan apabila memiliki riwayat perjalanan jarak jauh, riwayat mengunjungi lokasi keramaian serta merasa kurang sehat dan bergejala.

Wiku meminta kepada pimpinan daerah di 16 provinsi tersebut untuk segera mencegah terjadinya kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi dengan melakukan testing tracing dan treatment.

"Masyarakat juga dimohon untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan memiliki kesadaran tinggi untuk ditesting, kemudian yang memiliki riwayat berpergian jarak jauh, mengunjungi tempat keramaian dan kerumunan, serta merasa tidak sehat atau bergejala," kata Wiku.

Sementara, berdasarkan data keseluruhan kasus di tingkat nasional, Indonesia, masih terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan. Kasus aktif tingkat nasional menunjukkan tren penurunan menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir di mana angka ini lebih rendah sekitar 4 persen di bawah rata-rata kasus dunia.

"Apabila dilihat dari jumlah kasus aktif nasional pada tanggal 8 Mei lalu, terdapat 6.000 orang penderita Covid dan per 15 Mei turun menjadi sekitar 4.700 orang," ujar Wiku.

Sedangkan kesembuhan, terjadi peningkatan jumlah orang sembuh pada level nasional di pekan ini yakni 3.600 orang sembuh dengan persentase kesembuhan sebesar 97,34 persen. Jika dibandingkan dengan dunia, persentase kesembuhan Indonesia masih bertahan sekitar 3 persen di atas rata-rata duunia.

Sementara indikator kematian, persentase maupun jumlah kematian di Indonesia cenderung tetap dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 2,59 persen. Sementara jumlah orang meninggal rata-rata 3 bulan terakhir mengalami penurunan dan saat ini rata-rata di angka 13 kasus

"Angka kematian ini juga masih berada di atas rata-rata dunia, di saat kasus aktif dan kesembuhan sudah berhasil Lebih baik dibanding standar dunia," ujar Wiku.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement