Rabu 18 May 2022 21:08 WIB

Komisi PRK MUI Ingatkan Peran Keluarga Bentengi Anak dari Perilaku LGBT 

Kewaspadaan keluarga terutama ayah dan ibu penting lindungi anak dari bahaya LGBT

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Komunitas LGBT. Kewaspadaan keluarga terutama ayah dan ibu penting lindungi anak dari bahaya LGBT
Foto: EPA/DAI Kurokawa
Ilustrasi Komunitas LGBT. Kewaspadaan keluarga terutama ayah dan ibu penting lindungi anak dari bahaya LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI) mengingatkan peran keluarga dengan fondasi agama sangat vital untuk mewaspadai gerakan LGBT.

Menurutnya, Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI), Dr Siti Marifah, peran ayah dan ibu sangat penting untuk mengawasi dan menjaga keluarganya agar terhindar dari bahaya LGBT. 

Baca Juga

Marifah mengatakan, KPRK MUI akan menjadikan isu LGBT ini sebagai bahan kajian untuk disampaikan. Sebelumnya KPRK MUI sudah sempat melakukan kajian dan disampaikan kepada pimpinan MUI. "Dan tentu akan ada kajian lebih mendalam dari berbagai aspek," kata Marifah dilansir dari laman resmi MUI, Rabu (18/5/2022). 

Menurutnya, persoalan LGBT ini tidak hanya menyangkut soal agama dan nilai-nilai kesehatan. Tetapi juga keberadaan suatu bangsa dan negara. "Jadi kita harus mewaspadai terutama menjaga anak-anak kita, generasi muda untuk hidup dengan sehat sesuai dengan fitrahnya dan menyangkut kehidupan bangsa dan negara kedepan," ujarnya. 

Marifah menegaskan, ketahanan keluarga dengan pondasi agama menjadi sangat vital untuk mewaspadai gerakan LGBT ini. Peran seorang ibu dan ayah dalam keluarga sangat penting untuk mengawasi dan menjaga keluarganya agar terhindar dari bahaya LGBT. 

"Ibu ini menjadi sekolah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Jadi bagaimana ibu dan ayah ini menjadi sumber rujukan pertama dalam segala macam," ujarnya. 

Marifah mengatakan bahwa orang tua harus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat mengantisipasi pengaruh buruk, termasuk pengaruh buruk LGBT melalui media sosial. 

“Tentu teknologi juga banyak manfaatnya. Tapi kan sekarang pun bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan propaganda tadi, kita harus menyampaikan pondasi agama dan juga tauladan (serta) contoh (baik) bagi anak," ujarnya. 

Marifah mengatakan, melihat bahwa kecenderungan anak yang kurang perhatian di rumah dan di sekolah akan mencari perhatiannya melalui media sosial. Padahal dalam media sosial informasi yang tidak benar termasuk mengenai gerakan LGBT ini dengan mudah bisa diserap oleh anak-anak. 

Untuk itu, KPRK MUI kembali mengingatkan bahwa peran orang tua, ulama, tokoh masyarakat dan hadirnya negara sangat penting untuk menyiapkan generasi muda yang sehat, berkarakter, untuk Indonesia emas dan menjaga dari pengaruh-pengaruh buruk.

Mereka juga harus senantiasa memberikan contoh yang baik. "Jadi kembali kepada fondasi agama, kita harus mulai dari lingkungan terkecil keluarga untuk kemudian kita membangun keluarga sekitarnya," ujar Marifah.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement