REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengenalkan program deradikalisasi Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) ke Singapura. Program ini termasuk gunakan pendekatan lunak.
"Salah satu program BNPT dalam penanggulangan terorisme yang menggunakan pendekatan lunak adalah KTN," kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Boy mengenalkan program deradikalisasi KTN tersebut kepada Menteri Negara, Kementerian Ehwal Dalam Negeri & Kementerian Kemampanan dan Sekitaran Singapura Desmond Tan. Sebagai negara yang menjunjung hak asasi manusia (HAM), Boy menambahkan, Indonesia melalui BNPT memilih menggunakan pendekatan lunak yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam upaya penanggulangan terorisme.
"KTN dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan mitra deradikalisasi, termasuk di dalamnya penyintas dan masyarakat sekitar kawasan tersebut," jelasnya.
Indonesia juga mengutamakan pendekatan lunak dalam penanganan terorisme yang berorientasi pada upaya pencegahan. Selain mengenalkan program KTN, Boy juga berharap Indonesia dan Singapura dapat memperkuat hubungan bilateral, khususnya dalam menangani fenomena radikalisme daring.
Meskipun kedua negara telah berkolaborasi dengan baik dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme, namun kekhawatiran terhadap penggunaan media sosial untuk menyebarkan radikalisme terus meningkat."Harapannya, Indonesia dan Singapura dapat memperkuat kerja sama dalam bidang tersebut," kata Boy.
Desmond Tan menyampaikan apresiasi atas upaya BNPTmengenalkan program deradikalisasi tersebut. Desmond juga menyatakan kesiapan Singapura untuk konsisten dalam memerangi radikalisme dan terorisme berkolaborasi dengan Indonesia.Berbagai langkah yang sedang diusung Singapura adalah pertukaran informasi dan pengembangan kapasitas."Kami siap meningkatkan kerja sama bilateral yang sudah ada, termasuk dalam hal pertukaran informasi dan pengembangan kapasitas," ujar Desmond.