REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) pada platform teknologi finansial dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Fintech syariah dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan pangsa pasar.
CEO ALAMI Group, Dima Djani menyampaikan potensi untuk fintech syariah masih sangat luas di pasar global. Hal ini didorong oleh perkembangan industri halal seiring dengan peningkatan tren gaya hidup Islami.
"Potensi tersebut harus disambut dengan merevolusi industri keuangan syariah melalui teknologi, salah satunya AI," kata dia dalam Webinar , Rabu (18/5/2022).
Menurut Global Islamic Fintech Report 2021, ada sekitar lebih dari 250 fintech syariah di seluruh dunia dan mayoritas beroperasi di Asia sekitar 25,7 persen, di timur tengah sekitar 24 persen, dan 21 persen di Eropa. Total nilai pasarnya di negara Organisasi Kerja sama Islam sendiri mencapai 49 miliar dolar AS.
Jumlah tersebut hanya menyumbang 0,72 persen dari total nilai pasar fintech global berdasarkan volume transaksinya. Indonesia berada di peringkat ke empat dengan nilai 2,9 miliar dolar AS, setelah Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab.
Dima mengatakan, ALAMI dengan teknologi ingin mengisi celah yang ada pada pembiayaan di sektor UMKM. Financing gap pada 2019 tercatat sekitar 165 miliar dolar AS. Teknologi seperti AI dapat digunakan untuk mempermudah proses.
AI dapat menurunkan biaya operasional karena efisiensi dari otomasi, mengurangi kesalahan, dan punya sumber utilitas yang lebih baik. AI juga digunakan untuk meningkatkan monitoring risiko pembiayaan dan pengambilan keputusan.
"Menurut penelitian, implementasi AI sendiri mengurangi biaya operasional dalam jasa finansial hingga 22 persen," katanya.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat mengatakan, fintech berkembang dengan luar biasa dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Perannya terbukti membawa manfaat bagi umat, khususnya yang kesulitan akses jasa perbankan.
Teknologi telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam menjangkau lebih banyak masyarakat. Maka dari itu, industri fintech, khususnya fintech syariah didorong untuk terus membantu agenda inklusi keuangan.
"Fintech didorong untuk menyediakan alternatif penyediaan jasa keuangan bagi masyarakat dengan biaya yang efisien, mudah, namun tetap aman," katanya.