Rabu 18 May 2022 22:50 WIB

Studi Ungkap Ada Efek Racun dari Tabir Surya

Studi efek racun tabir surya terungkap melalui penelitian terumbu karang.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Studi efek racun tabir surya terungkap melalui penelitian terumbu karang.
Foto: Pixabay
Studi efek racun tabir surya terungkap melalui penelitian terumbu karang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim ilmuwan dari Stanford menggagas studi yang mengungkap efek racun dari tabir surya. Lewat penelitian terhadap terumbu karang, terungkap bagaimana senyawa dalam tabir surya diubah menjadi racun yang kuat.

Tabir surya selama ini sudah diketahui menimbulkan risiko khusus bagi terumbu karang melalui bahan yang disebut oxybenzone. Akan tetapi, mekanisme spesifik yang mendasari efek toksik itu tidak dipahami dengan baik.

Baca Juga

Karena ancaman oxybenzone, regulasi sejumlah negara melarang tabir surya yang mengandung senyawa tersebut. Hawaii menjadi negara bagian AS pertama yang melarang produk dengan kandungan tersebut pada 2021.

Negara Pasifik Palau di Kepulauan Virgin AS dan Bonaire di Karibia termasuk beberapa negara yang menyusul pemberlakuan aturan. Menurut National Park Service, sekitar 6.000 ton tabir surya mengontaminasi area terumbu karang di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti di studi terkini yang telah terbit di jurnal Science itu mendalami mekanisme toksik dari oxybenzone. Serangkaian eksperimen yang dilakoni para ilmuwan menggunakan anemon laut dan karang jamur sebagai model. Tim mengeksposnya dengan oxybenzone dalam tangki berisi air laut buatan.

Dalam salah satu percobaan, perlakuan tersebut dikombinasikan dengan simulasi sinar matahari. Hasilnya, semua anemon mati dalam waktu 17 hari. Menariknya, dalam eksperimen paralel di mana tidak ada sinar matahari, semua makhluk tetap hidup.

Kondisi tersebut bertentangan dengan apa yang diharapkan para ilmuwan dari oxybenzone. Senyawa itu semula diharapkan untuk menyerap energi cahaya dan membuangnya sebagai panas untuk mencegah sengatan matahari.

"Aneh melihat oxybenzone membuat sinar matahari menjadi racun bagi karang, kebalikan dari apa yang seharusnya dilakukan. Senyawa ini bagus dalam menyerap cahaya di dalam pita gelombang yang kami uji, itulah sebabnya mengapa ini sangat umum di tabir surya," kata penulis studi, William Mitch.

Hasil studi menunjukkan bahwa di bawah sinar matahari, anemon dan karang mengikat glukosa ke oxybenzone. Lantas, keduanya melewati proses metabolisme dan berubah menjadi racun yang kuat.

Menariknya, para ilmuwan menemukan bahwa alga simbiosis yang hidup di jaringan karang sebenarnya bertindak dalam pertahanan. Alga tersebut menyerap beberapa racun yang dihasilkan karang.

Ini bisa berdampak pada karang yang mengalami pemutihan, suatu proses di mana kondisi laut yang tidak normal menyebabkan mereka mengeluarkan alga simbiosis. Kondisi tersebut diketahui membuat karang lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.

Ada tabir surya alternatif di pasaran yang disebut sebagai pilihan yang aman sehingga tidak mengontaminasi terumbu karang. Produk itu tidak mengandung oxybenzone dan bekerja dengan cara yang berbeda.

Para ilmuwan berencana untuk melakukan lebih banyak penelitian dan memastikan keamanan produk terhadap karang. "Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam kedokteran, pemahaman yang baik tentang mekanisme dasar harus memberikan panduan terbaik untuk pengembangan solusi praktis," ujar profesor genetika di Stanford School of Medicine, John Pringle, dikutip dari laman New Atlas, Rabu (18/5/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement