Kamis 19 May 2022 01:48 WIB

Uni Eropa Siapkan Rencana Hadapi Penghentian Pasokan Gas dari Rusia

Harga energi Eropa capai rekor tertinggi tahun ini setelah invasi Ukraina oleh Rusia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 ARSIP - Seorang pekerja konstruksi Rusia berbicara di telepon seluler selama upacara menandai dimulainya pembangunan pipa Nord Stream di Teluk Portovaya sekitar 170 km (106 mil) barat laut dari St. Petersburg, Rusia pada 9 April 2010. Kekhawatiran meningkat tentang apa yang akan terjadi pada pasokan energi Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina dan kemudian mematikan gas alamnya sebagai pembalasan atas sanksi AS dan Eropa.
Foto: AP/Dmitry Lovetsky
ARSIP - Seorang pekerja konstruksi Rusia berbicara di telepon seluler selama upacara menandai dimulainya pembangunan pipa Nord Stream di Teluk Portovaya sekitar 170 km (106 mil) barat laut dari St. Petersburg, Rusia pada 9 April 2010. Kekhawatiran meningkat tentang apa yang akan terjadi pada pasokan energi Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina dan kemudian mematikan gas alamnya sebagai pembalasan atas sanksi AS dan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) dapat membatasi dampak harga tinggi energi melalui pembelian gas secara bersamaan, potensi penggunaan laba dan kemungkinan batasan harga, apabila Rusia menghentikan pasokan gas. Demikian kata Komisi Eropa pada Rabu (19/5/2022).

Harga energi Eropa mencapai rekor tertinggi tahun ini setelah invasi Ukraina oleh Rusia, negara utama pemasok gas Eropa. Keadaan itu mengikuti harga gas yang berbulan-bulan sudah tinggi, yang disebabkan oleh permintaan yang melonjak di negara-negara yang sedang memulihkan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Baca Juga

Pimpinan UE telah mempresentasikan rencana "REpowerEU" untuk mengakhiri ketergantungan blok tersebut pada bahan bakar fosil Rusia dan mempercepat penggunaan energi terbarukan. Uni Eropa juga telah menetapkan opsi jangka pendek yang dirancang untuk membatasi dampak yang dirasakan pada konsumen. Komisi Eropa mengatakan harga energi cenderung tetap tinggi selama tiga tahun ke depan, terutama untuk sisa 2022.

Sebanyak 27 anggota UE telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi tagihan energi dan Komisi Eropa mengatakan akan memungkinkan langkah -langkah tertentu selama musim dingin mendatang, saat permintaan energi melonjak. Langkah yang dimaksud termasuk peraturan untuk membatasi harga untuk konsumen akhir, kemungkinan dukungan likuiditas untuk pedagang dan perusahaan energi, serta pembelian gas bersama bagi UE, yang dirancang untuk memastikan harga yang kompetitif.

Untuk listrik, anggota UE dapat menggunakan laba dari generator listrik untuk mendukung konsumen, memperluas harga eceran yang diatur untuk perusahaan kecil, dan memperkenalkan subsidi bahan bakar di wilayah dengan interkoneksi terbatas. Jika Rusia memotong pasokan gas ke Uni Eropa, Komisi akan berupaya melakukan koordinasi terkait pengurangan permintaan.

Koordinasi akan dilakukan dengan antara lain mengupayakan negara-negara anggota yang tidak terlalu mengalami dampak agar menurunkan permintaan gas sehingga bisa menguntungkan negara-negara UE yang lebih terdampak. Komisi Eropa juga mungkin akan menerapkan "batas administratif" pada harga gas selama keadaan darurat. Langkah tersebut akan membutuhkan undang-undang baru.

Komisi itu menyebut akan mencari dukungan dari pemerintah negara-negara UE bagi proposal yang diajukannya dan meminta mereka untuk mempercepat persiapan jika terjadi pengurangan pasokan gas Rusia. Komisi juga mengatakan akan bersiap untuk menyesuaikan pasar listrik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement