Kamis 19 May 2022 06:25 WIB

Perpustakaan Nasional Menata Ulang Layanan ISBN

Sejak April 2018, layanan ISBN berlangsung sepenuhnya secara daring.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/INDRIANTO EKO SUWARSO
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI kembali menata layanan International Standard Book Number (ISBN). Hal tersebut dilakukan dengan didasari oleh perkembangan ilmu dan teknologi sehingga layanan yang telah ada dapat lebih bermanfaat bagi para pemangku kepentingan.

"Tidak dapat dipungkiri jika perkembangan ilmu dan teknologi akan mengevolusi bahkan merevolusi suatu tatanan yang sudah terbentuk. Namun menjadi suatu keniscayaan ketika perubahaan tersebut menjadi motivator menuju arah yang lebih baik," kata Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan Perpusnas, Suharyanto, dalam webinar Sosialisasi Layanan ISBN tahun 2022 secara daring, pada Rabu (18/05/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, sejak April 2018, layanan ISBN berlangsung sepenuhnya secara daring dan mengalami perkembangan yang signifikan. Hingga saat ini, Perpusnas telah mengeluarkan sekitar 700 ribu ISBN dari total satu juta nomor yang dialokasikan oleh ISBN International Agency.

Dalam diskusi itu juga dijelaskan, penggunaan ISBN di Indonesia sangat besar namun tidak diimbangi dengan jumlah buku yang beredar. Kondisi ini membuat ISBN International Agency menengarai adanya kejanggalan dalam penggunaan ISBN. Sehingga layanan ISBN Perpusnas wajib melaporkan penggunaan ISBN yang telah dikeluarkan kepada ISBN International Agency untuk diverifikasi guna mendapatkan alokasi nomor baru.

Berdasarkan hasil analisis dari laporan tersebut, diketahui terdapat terbitan yang seharusnya diterbitkan tanpa perlu ISBN. Sehingga layanan ISBN Perpusnas direkomendasikan untuk lebih selektif dalam memberikan ISBN. Dalam upaya menjaga kualitas dan keberlangsungan layanan ISBN di Indonesia, Perpusnas melakukan pengembangan dan penyesuaian terhadap pelayanannya untuk mengakomodir kebutuhan para penerbit.

Sementara itu, Koordinator Pengembangan dan Pengawasan Bibliografi, BIN, dan KIN Perpusnas, Ratna Gunarti, menyampaikan, ada tiga reviu yang harus ditindaklanjuti oleh layanan ISBN. Ketiga reviu itu, yakni terkait penerbit, shared prefix, dan kriteria terbitan. Adapun kebijakan baru yang dimiliki oleh Perpusnas adalah pemberlakuan single account dan format baru Katalog Dalam Terbitan (KDT) yang telah disinkronisasi.

Subkoordinator Substansi Layanan ISBN dan ISMN Perpusnas, Irham Hanif Nabawi, menerangkan, ISBN International Agency juga menyoroti pertumbuhan penerbit yang sangat pesat. Untuk itu, layanan ISBN Perpusnas akan mengimplementasikan titik akses terbitan sebagai alat kontrol pemanfaatan ISBN.

"Kondisi-kondisi ini harus kita jawab agar kita bisa memastikan seperti apa pemanfaatan ISBN di Indonesia, baik kepada ISBN International Agency maupun untuk kepentingan bagaimana kekayaan bangsa Indonesia dalam koleksi di perpustakaannya," jelas dia.

Titik akses terbitan ISBN merupakan aplikasi ISBN yang terhubung dengan jaringan penerbit guna mengetahui ketersediaan terbitan yang ber-ISBN pada rantai pasok dan pemantauan atau pengopengontrolan dalam pemanfaatan ISBN oleh penerbit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement