Kamis 19 May 2022 06:23 WIB

Percepatan Pembangunan di Papua Harus Dibarengi Pemekaran

IKBP selalu tegak lurus mendukung setiap kebijakan pemerintah pusat.

Sejumlah petugas pemerintahan daerah dan warga melintasi jalan Trans Papua terputus di Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Kamis (30/7/2020). Infrastruktur masih menjadi masalah di Papua.
Foto: Antara/Sevianto Pakiding
Sejumlah petugas pemerintahan daerah dan warga melintasi jalan Trans Papua terputus di Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Kamis (30/7/2020). Infrastruktur masih menjadi masalah di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemekaran menjadi kunci percepatan pembangunan di Papua. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Papua (IKBP) Ayub Faidiban menganggap, dengan adanya pemekaran berupa pembentukan provinsi baru di Papua maka bisa menjadi solusi mempercepat pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Menurut dia, selama ini, pembangunan hanya terpusat di perkotaan. Padahal, wilayah Papua sangat luas. Sehingga, percepatan pembangunan di Papua memang harus dibarengi dengan pemekaran.

"Memang ada beberapa orang yang merasa tidak dilibatkan dalam proses, namun itu hanya sebagian kecil saja tidak mewakili mayoritas masyarakat Papua. Lagi pula mereka juga bukan siapa-siapa, mereka yang selama ini menikmati seluruh fasilitas tapi mereka lupa," kata Ayub kepada media dalam siaran di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Menurut Ayub, IKBP selalu tegak lurus mendukung setiap kebijakan pemerintah pusat. Terlebih, selama ini Presiden Joko Widodo sejak periode pertama, telah memberikan perhatian yang sangat besar kepada Papua.

"Kami mendukung apa yang telah digagas pemerintah khususnya perhatian penuh Bapak Presiden Joko Widodo. Cuma hari ini kami berharap agar pemekaran itu menyentuh keinginan masyarakat Papua. Kalau bisa dalam proses pemekaran Papua, porsinya 80:20. 80 orang asli Papua (OAP) dan 20 orang non-Papua," kata Ayub.

Dia menjelaskan, semua yang hidup di dalam bingkai NKRI harus taat dan patuh kepada yang mengatur keutuhan itu, yaitu negara dan pemerintah.

"Maka itu kalau sekarang negara sudah membuat sesuatu yang baik, khusus bagi kami di tanah Papua, kenapa kita harus meributkan lagi? Sebab itu juga sudah terproses dengan baik secara matang demi kesejahteraan masyarakat Papua," kata Ayub.

Pihaknya sudah menyampaikan kepada masyarakat Papua agar tunduk dan patuh pada pemerintah. Jika semua orang mau ikut mengatur pemerintah maka nanti tidak ada yang membimbing masyarakat.

Karena itu, IKBP selalu mendukung setiap kebijakan demi bangsa dan negara, terutama kemajuan Papua. "Kalau ada provokasi-provokasi lain, itu karena masih ada yang berkepentingan saja. Masyarakat Papua itu lahir dari adat dan agama. Jadi kalau mereka sampai ribut, berarti ada yang memprovokasi itu," kata Ayub.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement