Kamis 19 May 2022 09:55 WIB

Fahri Hamzah: Cuma di Indonesia Menteri Kampanye

Fahri menilai hanya di Indonesia parpol mengontrol parlemen dalam sistem presidensial

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Fahri Hamzah
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menyinggung soal langkah sejumlah menteri yang berkampanye jelang Pilpres 2024. Fahri mengatakan hal tersebut hanya terjadi di Indonesia.

"Di seluruh dunia itu nggak ada itu menteri kampanye, nggak ada. Cuma di Indonesia menteri kampanye nyela dari kabinet terus pergi kampanye, cuma ada di Indonesia," kata Fahri dalam diskusi daring, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga

Tidak hanya itu, Fahri menilai hanya di Indonesia partai politik mengontrol parlemen dalam sistem presidensialisme. Dalam sistem presidensialisme seluruh anggota parlemen apapun partainya seharusnya adalah oposisi. "Sehingga anggota DPR nggak bisa dikontrol oleh pemimpin partai yang masuk kabinet," ujarnya.

Fahri mengatakan langkah menteri berkampanye merupakan tindakan liar yang harus dihentikan. Karena itu ia mengimbau agar Presiden Jokowi menghentikan para menteri yang bermanuver jelang pilpres. 

"Tapi kalau presiden membiarkan sementara presiden melorot approval rate-nya, elektabilitasnya jatuh, ya memang harus ada yang mengatakan kepada presiden ini salah," ucapnya.

Wakil ketua DPR periode 2014-2019 itu juga mengusulkan agar jadwal pilpres perlu dikoreksi kembali. Menurutnya pemilihan legislatif harusnya dilakukan terlebih dahulu supaya tiket pencapresan baru muncul belakangan. 

"Jangan orang-orang yang merasa pegang tiket ini sudah merasa bahwa dia pasti akan menjadi calon presiden yang akan datang," ujarnya.

"Jadi 50 Persen nyawa kita sebagai pemilih hilang. Karena orang-orang ini sudah merasa dia yang akan menjadi karena sudah pegang tiket kadaluarsa dari masa lalu itu, gitu lho," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement