Kamis 19 May 2022 10:16 WIB

Saham Blue Chip Memerah, IHSG Kembali Terkoreksi Tajam

Investor mempertimbangkan dampak dari inflasi yang tinggi pada laba korporasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh pada perdagangan Kamis (19/5/2022). Setelah kemarin sempat menguat, indeks dibuka jatuh dan terus turun hingga 2 persen ke posisi 6.654,03.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh pada perdagangan Kamis (19/5/2022). Setelah kemarin sempat menguat, indeks dibuka jatuh dan terus turun hingga 2 persen ke posisi 6.654,03.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh pada perdagangan Kamis (19/5/2022). Setelah kemarin sempat menguat, indeks dibuka jatuh dan terus turun hingga 2 persen ke posisi 6.654,03. 

Rata-rata semua indeks mengalami koreksi di atas 1 persen. Kelompok saham paling likuid, indeks LQ45, terpangkas 1,81 persen dengan BFIN melorot 4,3 persen, AMRT amblas 4,1 persen, dan BUKA turun 3,9 persen.

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung melemah sepanjang hari ini. Indeks saham di Asia pagi ini dibuka turun tajam mengikuti kejatuhan indeks saham utama di Wall Street semalam.

"Investor mempertimbangkan dampak dari inflasi yang tinggi pada laba korporasi dan prospek pengetatan kebijakan moneter pada pertumbuhan ekonomi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (19/5/2022).

Data terkini memperlihatkan tingkat inflasi di Inggris mencapai 9 persen, tertinggi sejak 1982. Sementara tingkat inflasi di Kanada mencapai 6,8 persen tertinggi dalam tiga dekade.

Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, tingkat inflasi yang menjulang itu memperbesar tekanan pada bank sentral di negara-negara tersebut untuk menaikkan suku bunga secara agresif pada bulan-bulan mendatang. 

Di AS, laporan keuangan kuartal I 2022 dari sejumlah perusahaan ritel besar seperti Target dan Walmart keluar mengecewakan. Hal ini dinilai memberi sorotan pada dampak inflasi terhadaap profitabilitas korporasi.  

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 9 bps menjadi 2,88 persen setelah sempat tembus 3 persen. Hal ini lantaran investor mencari rasa aman dari aksi jual di pasar saham. 

 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun lebih dari 2 persen. Kenaikan terjadi setelah setelah data memperlihatkan kilang minyak di AS meningkatkan volume produksi sehingga mengikis kekhawatiran mengenai kelangkaan pasokan.  

Akibatnya, saham-saham di dalam negeri yang berkaitan dengan migas pun turun tajam. Pagi ini, PGAS mengalami koreksi sebesar 2,25 persen. Kemudian ADRO menyusul dengan penuruna  mencapai 1,57 persen. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement