Kamis 19 May 2022 10:39 WIB

Semakin Banyak Pasukan Ukraina di Mariupol yang Menyerah

Ukraina mengkonfirmasi lebih dari 250 tentaranya menyarah pada Selasa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang prajurit milisi Republik Rakyat Donetsk berjaga tidak jauh dari pabrik baja Azovstal Mariupol yang terkepung di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Rabu, 18 Mei 2022.
Foto: AP Photo
Seorang prajurit milisi Republik Rakyat Donetsk berjaga tidak jauh dari pabrik baja Azovstal Mariupol yang terkepung di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, Rabu, 18 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MARIUPOL -- Moskow mengatakan lebih dari 700 tentara Ukraina di Kota Mariupol yang dikuasai Rusia menyerah. Sementara Amerika Serikat (AS) menjadi negara Barat yang membuka kembali kedutaan besarnya di Kiev.

Ukraina telah memerintahkan garnisun di Mariupol untuk menurunkan senjata. Tapi perang paling mematikan di Eropa selama beberapa dekade masih belum berakhir.

Baca Juga

Media setempat DNA mengutip pemimpin separatis pro-l Rusia Denis Pushilin yang mengatakan perwira tinggi pasukan Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal, Mariupol, masih berada di dalam. Pemerintah Ukraina menolak memberi komentar tentang nasib pasukan mereka.

"Negara berusaha keras untuk menggelar penyelamatan personel kami, setiap informasi pada publik dapat membahayakan prosesnya," kata juru bicara militer Oleksandr Motuzayni di konferensi pers, Rabu (18/5/2022).

Ukraina mengkonfirmasi lebih dari 250 tentaranya menyarah pada Selasa (17/5/2023) lalu. Tapi mereka tidak mengungkapkan berapa banyak yang masih di dalam Azovstal.

Rusia mengatakan sebanyak 694 tentara Ukraina menyerah sehingga kini totalnya menjadi 959 pasukan. Kementerian pertahanan mengunggah video yang disebut tentara Ukraina sedang menerima pengobatan di rumah sakit setelah menyerah.

Walikota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Palang Merah dan PBB sedang melakukan pembicaraan. Mariupol merupakan kota terbesar yang direbut Rusia sejak invasi. Kemenangan terbesar yang dapat diklaim Presiden Vladimir Putin sejak 24 Februari.

Moskow telah memfokuskan serangannya di bagian selatan dan timur Ukraina setelah mundur dari Ibukota Kiev. AS mengatakan operasi kedutaan akan kembali seperti biasa.

"Rakyat Ukraina telah membela tanah air dalam menghadapi invasi Rusia yang tak masuk akal, dan hasilnya, Stars and Stripes (bendera AS) kembali berkibar di kedutaan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Segelintir diplomat akan kembali untuk melakukan misi di Ukraina. Tapi juru bicara kedutaan Daniel Langenkamp mengatakan operasi konsulat belum akan segera dijalankan lagi. Kanada, Inggris dan beberapa negara lainnya juga sudah membuka kembali kedutaan mereka.  

Perlawanan Ukraina di wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia masih berlanjut. Di selatan Kota Mariupol, kata Ukraina, pasukannya menggunakan bahan peledak, meledakan kendaraan lapis baja yang membawa pasukan Rusia.

Detail perlawanan tersebut belum dapat diverifikasi secara mandiri. Kementerian Pertahanan Rusia belum menanggapi permintaan komentar.

Moskow menyebut invasinya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" yang bertujuan mendemiliterisasi dan mendenazifikasi negara tetangganya. Kiev dan Barat membantah tuduhan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement