REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dibesarkan di madrasah nubuwah, cucu Nabi Muhammad, al-Hasan dan al-Husain kecil tidak hanya belajar akhlak dari Nabi Muhammad ﷺ, tetapi juga ilmu-ilmu syariat. Alquran juga sudah membersamai keduanya semenjak kecil.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Al-Hasan dan al-Husain menghafal Alquran saat masih kecil. Keduanya juga meriwayatkan sejumlah hadits dari sang kakek, juga dari ayah mereka, dan dari sejumlah Sahabat.
Ayahnya, Ali Radhiyallahu Anhu biasa mengajarkan Alquran kepada banyak orang, termasuk al-Hasan dan al-Husain. Dari sang ayah pula keduanya mempelajari metode menyimpulkan dan menjelaskan hukum syariat dari dalil yang ada (istinbath).
Di antara guru Alquran al-Hasan dan al-Husain adalah Abdullah bin Hubaib bin Rabi’ah, atau dikenal dengan Abu Abdurrahman as-Sulami. Dia seorang ahli qiraat di Kufah dan merupakan murid Utsman bin Affan yang terkenal. Darinyalah al-Hasan dan al-Husain belajar ilmu qiraat.
Abu Abdurrahman membacakan 20 ayat pada pagi hari, dan 20 ayat pada sore hari kepada keduanya. Abu Abdurrahman wafat di Kufah pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan. Ia adalah seorang yang tsiqah dan banyak meriwayatkan hadits. (Tahdzibut Tahdzib)
Metode Abu Abdurrahman as-Sulami dalam mengajarkan Alquran sama seperti metode para Sahabat. Dia menuturkan: “Mereka yang mengajarkan Alquran kepada kami, seperti Utsman bin Affan dan Abdullah bin Mas’ud, menceritakan, apabila mempelajari sepuluh ayat Alquran dari Nabi ﷺ, kami tidak melanjutkannya sebelum menghayati dan mengamalkan isinya. Mereka mengatakan: ‘Kami menghafalkan Alquran, mempelajari kandungannya, dan mengamalkannya secara bersamaan.’ Karena itu, untuk menghafal satu surah, mereka membutuhkan waktu lama.’” (tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari).
Dengan metode yang sama, al-Hasan dan al-Husain menghafal, memahami, dan mengamalkan Alquran. Melalui sejarah hidup al-Hasan dan al-Husain, diketahui bahwa keduanya tidak terpisah dari Alquran. Bagi keduanya, membaca Alquran itu memberi kehidupan, kenikmatan, dan berlimpah kebaikan.
Al-Hasan, sang cucu pertama dan pemimpin yang mulia ini, terbiasa membaca surah Ibrahim dalam khutbahnya dan membaca surah Al-Kahfi setiap malam menjelang tidur. Ia membaca surah tersebut dari sebuah papan yang selalu dibawanya saat berada di rumah istri-istrinya. Ia mulai membaca setelah naik ke atas kasur, sebelum tidur. (Al-Bidayah wan Nihayah)