REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Imbas kurangnya perawatan, kondisi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tampak menyedihkan. Mulai dari struktur bangunan yang mulai menurun akibat penurunan konsolidasi (muka) tanah, membuat timbulnya celah menganga dan keterakkan disana-sini, hingga lubang besar di tembok, plafon maupun atap stadion.
Selain itu, banyak pula fasiltas yang dibiarkan mangkrak dan rusak, seperti loket, tanda pembatas pintu masuk, CCTV hingga kursi portabel untuk pemain dan pelatih. Ruangan-ruangan seperti ruang ganti para pemain, toilet, ruang kesehatan, juga dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Gelanggang olahraga yang diresmikan pada 2013 ini memang tidak terlalu dimaksimalkan untuk kegiatan olahraga di Kota Bandung, dan hanya beberapa kali difungsikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan olahraga, seperti PON 2018, Liga 3 Indonesia 2021, dan Liga 1 Indonesia yang rencananya akan diadakan tahun ini.
Berdasarkan pantauan Republika, kerusakan tak hanya terlihat di bagian luar stadion saja tapi juga bagian dalam, terutama di bagian tribun penonton. Mulai dari pagar pembatas yang mulai berkarat, hingga banyaknya genangan air yang telah berlumut di pojok-pojok tribun.
Meski begitu, saat melakukan tinjauan langsung ke GBLA, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, bahwa kondisi GBLA masih tergolong bagus, dan hanya memerlukan perbaikan minor.
“Hari ini kita ingin meyakinkan kondisi (GBLA), bukan hanya di dalam stadion saja tapi juga di luar, dan kalau dari luar, saya pikir dengan pemeliharaan seperti ini, kalau versi saya, sudah masuk kategori bagus,” kata Ema saat ditemui di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (19/5/2022).
Saat meninjau bagian dalam stadion, Ema mengatakan bahwa kondisi lapangan GBLA sudah sangat representatif dan memadai untuk pelaksanaan kegiatan olahraga, termasuk Liga 1 Indonesia yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang. Begitu juga kursi-kursi penonton, kata dia, masih sangat layak untuk digunakan seluruhnya.
“40 ribu kursi ini masih sangat layak untuk bisa diduduki, cuma persoalannya sedikit-sedikit, seperti ada perenggangan, yang nanti masih menjadi tanggung jawab kita di Pemerintah Kota, saya akan dorong Dispora untuk segera melakukan perbaikan,” jelas Ema.
Dia berharap segala kerusakan yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan pemain maupun penonton di stadion GBLA dapat segera diminimalisasi. “Prinsipnya, semua masyarakat yang datang nonton ke sini bukan hanya mendapatkan kegembiraan, tapi juga kenyamanan, itu yang harus kita hadirkan. Tapi over all bagi saya ini, ini sangat layak,” kata Ema.