UGM Manfaatkan Lahan Tidur Kembangkan Padi Unggul
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UGM Manfaatkan Lahan Tidur Kembangkan Padi Unggul. Kampus UGM Yogyakarta. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN -- Fakultas Pertanian UGM promosikan pertanian ramah lingkungan di lahan tidur di Klaten. Dilakukan bersama Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu dan Kelompok Tani-Koperasi Tani Delanggu.
Kolaborasi turut mempromosikan pertanian hemat penggunaan sumber daya, memiliki fungsi edukasi serta wisata dengan berbasis pada smart eco-bio production. Kerja sama meliputi pemanfaatan lahan dengan dukungan inovasi Fakultas Pertanian UGM.
Ini untuk mendorong peningkatan produksi pertanian di wilayah sekitar Dlanggu. Sebagai pilot project, pemanfaatan lahan sawah seluas tiga hektar yang digunakan merupakan lahan tidur yang sudah lebih dari lima tahun dalam kondisi terlantar.
"Inisiasi pemanfaatan lahan tidur yang terlantar diharap jadi langkah awal yang strategis untuk pemanfaatan lahan tidur di Delanggu seluas 100 hektar dari total lahan sawah produktif 1.170 hektar," kata Dekan FO UGM, Ir Jaka Widada, Kamis (18/5/2022).
Jaka menilai, kerja sama multi pihak ini merupakan langkah strategis dan wujud tri dharma perguruan tinggi. UGM membawa dan mengenalkan ragam inovasi produksi dan tata kelola usaha tani yang relevan untuk masyarakat pertanian di daerah.
Pada 14 Mei 2022 lalu, telah dilakukan panen bersama padi unggul lokal Klaten dengan varietas Srinuk di bekas lahan tidur Kawasan Tasero Delanggu Klaten. Srinuk merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele khas Dlanggu.
"Telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi dan bercita rasa sangat enak," ujar Jaka.
Perwakilan Manajemen Tasero, dr Husein, menyampaikan apresiasi dalam kolaborasi multi pihak untuk pengembangan pertanian yang dikombinasi edukasi dan kuliner. Ia menekankan, ini menjadi kerja sama terintegrasi dari aspek hulu sampai hilir.
"Dengan tujuan mendorong wisata edukasi pertanian, menjamin ketahanan pangan daerah, menyediakan pangan sehat berkualitas tinggi," ujar Husein.
Kepala BPP Delanggu, Sutrisno menambahkan, sawah yang diujicoba Srinuk dilakukan di lahan seluas tiga hektar dengan umur panen 95 hari. Hasilnya, produktivitas padi Srinuk yang dibudidayakan organik 6,8 ton per hektar gabah kering panen.
"Srinuk yang dibudidayakan secara konvensional memiliki produktivitas 5,2 ton per hektar," kata Sutrisno.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr Setiadi menambahkan, kemanfaatan sekaligus keberlanjutan pengembangan masyarakat akan semakin kuat jika melibatkan kearifan dan budaya lokal masyarakat. Karenanya, penting melibatkan kekhasan lokal.
"Pada tahap berikutnya sentuhan aspek budaya dan keunggulan ciri khas lokal di Delanggu juga menjadi potensi penting yang akan dikembangkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan," ujar Setiadi.