PLN Akuisisi Kebutuhan Daya Industri Hingga 52,5 MW
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Penandatanganan kerja sama progressive captive power acquisition dan renewable energy certificate antara PT PLN dengan PT Tjiwi Kimia dan PT Sasa Inti. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama progressive captive power acquisition dan renewable energy certificate dengan PT Tjiwi Kimia dan PT Sasa Inti di Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis (19/5/2022). Melalui penandatangan kerja sama tersebut, PLN berhasil mengakuisisi beban listrik PT Tjiwi Kimia dengan kapasitas 30 Mega Watt (MW) dan PT Sasa Inti dengan kapasitas 6,3 MW.
Perjanjian yang ditandatangani tersebut sekaligus menambah jumlah kebutuhan daya industri yang telah diakuisisi PLN mencapai 52,5 MW. Di mana sebelumnya PLN telah menyepakati kerja sama pengalihan penggunaan listrik mandiri pelanggan industri dengan PT Cheil Jedang sebesar 4,8 MW, dan PT Petrokimia Gresik sebesar 11,4 MW.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Lasiran menjelaskan, melalui perjanjian kerja sama ini, PT Tjiwi Kimia telah berhasil mengurangi pemakaian dari pembangkit sendiri sebesar 30 MW dari total kapasitas 230 MW dengan durasi kerja sama menjadi tiha tahun.
Sementara PT Sasa Inti dengan berlangganan PLN 25 MVA akan mengurangi penggunaan pembangkit sendiri sebesar 6 MW dari total kapasitas 12 MW selama satu tahun. “Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power untuk memenuhi kebutuhan listrik, dapat beralih untuk mendapatkan pasokan listrik secara penuh dari PLN,” kata Lasiran.
Ia menuturkan, melalui layanan captive power acquisition, pelanggan yang bersedia mengalihkan penggunaan listrik mandiri dari pembangkitnya ke listrik PLN akan mendapatkan insentif tarif listrik sekaligus keandalan pasokan listrik secara penuh.
Menurutnya, peningkatan kerja sama antara PLN dan PT Tjiwi Kimia serta PT Sasa Inti merupakan bukti dari kualitas pelayanan yang prima dari PLN untuk pelanggan industri di Jawa Timur. "PLN siap mendukung pertumbuhan sektor industri dengan kecukupan daya mampu sistem sebesar 10.138 MW dengan cadangan sebesar 3.258 MW,” ujarnya.
Kuasa Direksi PT Tjiwi Kimia, Gijan Ongkoredjo menyatakan, kerja sama ini merupakan salah satu wujud sinergi nyata antara PLN dengan industri, dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan industri dalam negeri pascapandemi Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, PT Tjiwi Kimia pun turut berkomitmen mendukung penggunaan energi hijau melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) PLN selama dua tahun sebanyak 174.285 unit.
"Pencapaian ini ke depannya akan digunakan untuk mengembangkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia guna mencapai target nasional energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025," ujarnya.
General Manager Plant PT Sasa Inti, Thomas Iskandar Unardi menyatakan, kerja sama ini merupakan langkah yang menguntungkan kedua belah pihak. Ia mengakui, perusahaan memang memiliki pembangkit yang saat ini digunakan untuk memback-up PLN.
Melihat kinerja PLN yang semakin membaik di lima hingga sepuluh tahun terakhir, PT Sasa Inti dapat mempercayakan sepenuhnya pasokan listrik industri ke PLN. "Ke depan kami mempertimbangkan untuk menambah durasi kerja sama, dan beberapa pembangkit lainnya untuk diakuisisi PLN,” kata dia.