REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat terdapat kenaikan konsumsi minyak sawit untuk kebutuhan pangan di dalam negeri selama periode Maret 2022. Sementara serapan domestik meningkat, ekspor mengalami penurunan.
Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, menyampaikan, konsumsi dalam negeri sepanjang bulan Maret lalu mencapai 1.507 ribu ton. Tingkat konsumsi itu meningkat 9,5 persen dari konsumei Februari 2022 yang hanya 1.377 ton.
"Kenaikan terbesar terjadi untuk keperluang pangan yang naik menjadi 635 ribu ton dari 489 ribu ton pada bulan sebelumnya," kata Mukti melalui pernayatan resmi Gapki, Kamis (19/5/2022).
Lebih lanjut, untuk konsumsi CPO untuk oleokimia relatif stagnan. Adapun konsumsi CPO untuk bahan baku bahan bakar biodiesel turun tipis dari 710 ribu ton menjadi 697 ribu ton di bulan Maret.
Sementara konsumsi dalam negeri meningkat, kinerja ekspor CPO di bulan yang sama mengalami penurunan. Tercatat total ekspor hanya mencapai 2.018 ribu ton, turun 3,14 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 2.098 ribu ton.
"Penurunan terbesar terjadi pada refined palm oil dari 1.687 ribu ton pada bulan Februari menjadi 1.549 ribu ton di bulan maret," kata nya.
Adapun ekspor produk CPO yang meningkat yakni oleokimia dari 298 ribu ton menjadi 342 ribu ton.
Meskipun ekspor mengalami penurunan, nilai ekspor CPO pada Maret lalu tetap mengalami kenaikan. Tercatat nilai ekspor di bulan itu mencapai 3,51 juta dolar AS, naik 25,8 persen dari Februari sebesar 2,79 juta dolar AS.
Nilai ekspor yang naik signifikan di tengah penurunan volume ekspor lantaran terjadinya kenaikan harga CPO global. Mukti mengatakan, rata-rata harga minyak sawit Cif Rotterdam mencapai 1.813 dolar AS per ton, naik dari bulan sebelumnya 1.522 dolar AS per ton.