Kamis 19 May 2022 21:11 WIB

Sri Mulyani: Harga Keekonomian Pertalite Capai Rp 12.556 per Liter

Sri Mulyani mengusulkan tambahan anggaran subsidi energi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Rapat kerja tersebut membahas perkembangan perekonomian dan geopolitik saat ini yang berdampak terhadap peningkatan harga minyak mentah dan gas dan pada akhirnya terhadap penyediaan energi.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Rapat kerja tersebut membahas perkembangan perekonomian dan geopolitik saat ini yang berdampak terhadap peningkatan harga minyak mentah dan gas dan pada akhirnya terhadap penyediaan energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah mengungkapkan saat ini harga keekonomian BBM jenis Pertalite sebesar Rp 12.556 per liter. Sedangkan harga jual sebesar Rp 7.650 per liter.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi ekonomi domestik ikut terdampak meningkatnya harga komoditas. Salah satunya harga minyak dunia akibat gejolak ekonomi global.

Baca Juga

"Harga keekonomian dari BBM kita mengalami perubahan sangat tinggi," ujarnya saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR secara virtual, Kamis (19/5/2022).

Saat ini harga minyak mentah atau ICP mengalami perubahan secara besar, dari asumsi APBN 2022 sebesar 63 dolar AS per barel. Adapun realisasi pada April (end of period) sebesar 102,5 dolar AS per barel.

Kemudian BBM jenis Solar, Sri Mulyani menyebut harga keekonomiannya sebesar Rp 12.119 per liter dari harga jual Rp 5.150 per liter, minyak tanah Rp 10.198 per liter dari harga jual 2.500 per liter, dan LPG sudah mencapai Rp 19.579 per kg dari harga jual 4.250 per kg

"Maka tidak heran arus kas Pertamina sejak Januari 2022 konstan negatif," ucapnya.

Adanya kondisi tersebut, Sri Mulyani mengusulkan tambahan anggaran subsidi energi ke Banggar DPR sebesar Rp 74,9 triliun di dalam APBN 2022. "Adanya perubahan keekonomian, kalau asumsi ICP 100 dolar AS, maka subsidi energi akan menggelembung menjadi Rp 208,9 triliun atau naik Rp 74,9 triliun," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement