Kamis 19 May 2022 21:33 WIB

Epidemiolog Ingatkan WHO Belum Cabut Status Pandemi

Masyarakat tetap harus disadarkan situasi masih dalam pandemi Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan Braga, Kota Bandung, Rabu (18/5/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan Indonesia resmi masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Kondisi itu ditandai dengan sejumlah relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan Covid-19 seperti penghapusan kebijakan pemeriksaan PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan, serta memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan Braga, Kota Bandung, Rabu (18/5/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan Indonesia resmi masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Kondisi itu ditandai dengan sejumlah relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan Covid-19 seperti penghapusan kebijakan pemeriksaan PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan, serta memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengkritisi kebijakan pemerintah melonggarkan memakai masker di luar ruangan. Dicky mengingatkan, status Covid-19 masih pandemi dan belum dicabut oleh organisasi kesehatan dunia PBB (WHO).

"Kita harus pahami memang ada berita baik yaitu pelonggaran pakai masker (di luar ruangan). Tetapi status Covid-19 kan masih pandemi, WHO belum mencabut (status) ini," ujar Dicky saat mengisi konferensi virtual, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga

Artinya, dia melanjutkan, status pandemi ini memberi pesan penting pada semua pihak untuk tetap waspada dan hati-hati. Apalagi, dia menambahkan, kalau cakupan vaksinasi Covid-19 di daerah seperti aglomerasi masih jauh dari target, baik vaksin penguat (booster) dan vaksinasi dua dosis.

Ia menambahkan, sebenarnya pelonggaran lepas masker di luar ruangan bisa saja dilakukan. Namun, ia meminta organisasi massa agama Islam seperti Muhammadiyah seharusnya membangun literasi supaya masyarakat bisa menilai kemampuan penilaian risiko kapan, dimana, hingga saat bersama dengan siapa bisa melepas masker.  

Ia meminta meski status pandemi statusnya diarahkan menjadi endemi, semua pihak harus membantu pemerintah pusat dan daerah untuk membuat situasi Covid-19 jadi terkendali. "Artinya, fase transisi diarahkan pada keadaan yang terkendali hingga status pandemi dicabut," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta masa transisi seperti saat ini jadi evaluasi bersama untuk mencapai tujuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement