REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan bahwa koperasi atau sebuah badan usaha yang organisasinya didirikan khusus bertujuan untuk memberi kesejahteraan pada anggotanya sekarang ini tidak populer di kalangan anak muda. Selain ada praktik yang menyimpang, model bisnis juga tidak berkembang.
"Sekarang ini memang koperasi tidak populer di kalangan anak muda, ada banyak hal, ada banyak praktek koperasi yang menyimpang, dan yang kedua, bisnis model koperasi ini tidak berkembang," kata Menteri di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis.
Menteri mengatakan itu usai kunjungan dan dialog tentang koperasi dan UKM bersama anggota koperasi dan UKM pengekspor di Palm Craft Workshop, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, DIY."Sehingga koperasi bukan menjadi pilihan rasional untuk berbisnis, untuk berusaha. Dan ini yang sedang kita coba bikin piloting piloting bagaimana mengembangkan bisnis model koperasi," katanya.
Oleh karena itu, kata Menteri Teten, pada era digital ekonomi saat ini, dan sedang masuk dalam era Web 3.0, yang menurutnya ekonomi itu cocok dengan koperasi. Sehingga pihaknya mulai mengenalkan koperasi dalam ekonomi kepada anak muda."Saya sudah bicara dengan Pak Nadiem (Menteri Nadiem Makarim), yang paling penting kita sudah mulai kenalkan koperasi di era Web 3.0. Itu saya kira akan lebih cepat mengenalkan koperasi kepada anak muda ketimbang ngajarin cara cara berkoperasi," katanya.
Sementara itu, terkait dengan kunjungan ke Palm Craft yang memproduksi produk home decor tersebut, Teten mengatakan, bahwa produk kreatif home decor menjadi salah satu potensi yang cukup pesat, karena di dalam catatan kementerian, produk kerajinan itu termasuk dalam top list permintaan pasar dunia paling baik."Sehingga kalau ingin mengembangkan kekuatan ekonomi kreatif kriya home decor di Bantul yang kita harus rapikan ekosistem, suplai bahan baku, pembiayaan akses teknologi dan sebagainya," katanya.