Jumat 20 May 2022 07:25 WIB

Uni Eropa Cari Cara Gunakan Aset Oligarki Rusia untuk Bangun Ukraina

Komisi Eropa mengusulkan pinjaman sebesar 9 miliar euro ke Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Penghuni liar memajang spanduk dan bendera Ukraina saat mereka menempati sebuah bangunan yang diyakini milik seorang oligarki Rusia, di London, Senin, 14 Maret 2022. Uni Eropa mencari cara untuk menggunakan aset-aset oligarki Rusia dibekukan untuk mendanai pembangunan Ukraina pasca perang.
Foto: APAlberto Pezzali
Penghuni liar memajang spanduk dan bendera Ukraina saat mereka menempati sebuah bangunan yang diyakini milik seorang oligarki Rusia, di London, Senin, 14 Maret 2022. Uni Eropa mencari cara untuk menggunakan aset-aset oligarki Rusia dibekukan untuk mendanai pembangunan Ukraina pasca perang.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Uni Eropa mencari cara untuk menggunakan aset-aset oligarki Rusia dibekukan untuk mendanai pembangunan Ukraina pasca perang. Hal ini disampaikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Pada Rabu (18/5/2022) lalu Komisi Eropa mengusulkan pinjaman sebesar 9 miliar euro ke Ukraina. Negara itu masih berjuang untuk menghadapi invasi Rusia dan ingin membangun fasilitas rekonstruksi pasca perang.

Baca Juga

"Pengacara-pengacara kami bekerja dengan sangat kerja untuk mencari cara yang memungkinkan menggunakan aset-aset oligarki yang dibekukan untuk membangun ulang Ukraina, saya kira Rusia juga harus berkontribusi," kata von der Leyen di stasiun televisi ZDF, Kamis (19/5/2022).

Von der Leyen juga mengatakan ia lebih suka menggabungkan pembangunan jangka-panjang dengan reformasi yang diperlukan agar Ukraina dapat bergabung dengan Uni Eropa.

Ia mengatakan sementara Ukraina melihat masa depan mereka bersama Uni Eropa, sejumlah standar perlu di beberapa bidang perlu dipenuhi. Seperti supremasi hukum dan lanskap ekonomi dan politik.

"Proses aksesi sangat tergantung pada bagaimana perilaku dan apa yang dilakukan kandidat, Ukraina ingin bergabung dengan Uni Eropa dengan harga apa pun artinya motivasinya besar untuk melakukan reformasi yang dibutuhkan," katanya.

"Kami akan memiliki pembiayaan bersama pembangunan kembali Ukraina, masuk akal dilakukan di saat yang sama untuk melakukan reformasi, contohnya melawan korupsi atau membangun supremasi hukum," tambah von der Leyen.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَاِنْ كُنْتُمْ عَلٰى سَفَرٍ وَّلَمْ تَجِدُوْا كَاتِبًا فَرِهٰنٌ مَّقْبُوْضَةٌ ۗفَاِنْ اَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى اؤْتُمِنَ اَمَانَتَهٗ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَۗ وَمَنْ يَّكْتُمْهَا فَاِنَّهٗٓ اٰثِمٌ قَلْبُهٗ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ࣖ
Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah ayat 283)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement