REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE --Frank Lampard mengaku hampir meneteskan air mata usai peluit akhir dibunyikan, ketika Everton mengalahkan Crystal Palace 3-2, Jumat (20/5) dini hari.
The Toffees memastikan diri bertahan di Liga Primer Inggris dengan cara yang dramatis di Goodison Park, setelah sempat tertinggal 2-0 di babak pertama.
Tapi Everton mampu bangkit dengan mencetak tiga gol di babak kedua untuk membalikan keadaan. Lampard pun tidak bisa menyembunyikan emosinya setelah pertandingan berakhir.
''Saya pikir saya akan menangis (saat laga selesai), saya pikir saya (nyawa) saya seperti keluar dari tubuh. Tidak ada yang bisa mempertanyakan perayaan di akhir pertandingan,'' ucap Lampard, dikutip dari Liverpoolecho, Jumat (20/5).
Ia mengatakan, mungkin banyak orang yang berpikir kalau Everton tidak memenangkan apapun. Sehingga selebrasi yang dilakukan dianggap berlebihan. Namun, mantan pelatih Chelsea itu mengungkapkan bagaimana dirinya harus membawa Everton keluar dari masa sulit dalam dalam waktu beberapa bulan.
Lampard menyatakan peran fan juga sangat penting dalam perjuangan timnya keluar dari zona degradasi. Berkat fan, lanjut dia, pemainnya mampu melewati batas dan benar-benar menjadi pemain ke-12.
''Tapi para pemain juga pantas mendapatkan pujian besar. Malam yang luar biasa,'' tegasnya.
Lampard telah merasakan banyak kesuksesan sebagai pemain, dan menikmati beberapa momen luar biasa saat itu. Namun, ia yakin kemenangan Everton atas Crystal Palace merupakan salah satu pencapaian besarnya.
Sebab, tiga poin dari Palace membuat Everton unggul empat poin dari Leeds di zona degradasi, dengan satu pertandingan sisa.
''Ini adalah salah satu momen terbesar dalam hidup dan karier sepak bola saya. Saya sangat beruntung memiliki waktu yang luar biasa, terutama di Chelsea sebagai pemain dan pelatih,'' katanya.