Jumat 20 May 2022 11:58 WIB

Perekaman KTP Elektronik di Surabaya Jemput Bola ke Sekolah dan Kampung

Masih ada warga Surabaya yang belum terjangkau layanan KTP elektronik

Red: Nur Aini
Perekaman KTP elektronik, ilustrasi
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Perekaman KTP elektronik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya mengoptimalkan pelayanan perekaman KTP elektronik di Kota Pahlawan, Jatim, dengan menyasar warga di area sekolah dan kampung.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji di Surabaya, Jumat (20/5), mengatakan, pelayanan yang diberi nama Jemput Bola Administrasi Kependudukan (Jebol Anduk) ini untuk melayani penduduk Kota Surabaya yang akan melakukan perekaman KTP elektronik.

Baca Juga

"Setelah kami melakukan pelayanan daring melalui aplikasi Klampid (Kelahiran, Kematian, Kartu Keluarga, Surat Pindah) yang bisa diakses dari rumah, ternyata ada informasi bahwa masih ada sekian persen warga Surabaya yang belum terjangkau atau belum mendapatkan layanan tersebut," kata Agus.

Mereka, kata Agus, ada yang sudah tua, sakit dan juga ada yang tidak sakit tapi memang tidak memiliki ponsel yang tersambung internet.

"Mereka yang belum tersentuh itulah yang kami sasar. Kami sadar bahwa semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang sama, baik yang paham atau tidak paham, baik yang tua ataupun muda. Akhirnya, kami jemput bola kepada mereka-mereka ini," kata dia.

Menurut Agus, jemput bola yang dilakukan itu dibagi menjadi dua, yaitu goes to school dan goes to kampung. Bagi Agus, goes to school ini penting dilakukan karena terkadang anak-anak yang sudah berusia 18 tahun masih enggan untuk melakukan perekaman KTP elektronik, mereka terkesan santai-santai saja meskipun belum punya KTP.

"Makanya, kami datangi mereka ke sekolah-sekolahnya, dan akhirnya mereka pun bersemangat untuk melakukan perekaman KTP ini," ujar dia.

Selain itu, kata dia, yang tidak kalah pentingnya juga goes to kampung. Layanan ini menyasar warga yang sudah berusia lanjut, sakit, dan warga-warga yang tidak bisa memanfaatkan layanan Klampid. Dalam layanan ini, Dispendukcapil bekerja sama dengan pihak kelurahan untuk mengumpulkan warga-warganya yang belum tersentuh Klampid.

"Jadi, Pak Lurah mengumpulkan beberapa warganya di balai RW, ada yang hanya 10 orang, ada yang 15 itu dikumpulkan, lalu kami datangi kampung-kampung itu dengan armada Jebol Anduk itu," kata Agus.

Sebenarnya, kata dia, inovasi ini sudah ada sejak dulu, namun dulu masih belum masif karena armada Jebol Anduk milik Dispendukcapil hanya ada satu. Namun, setelah mendapatkan CSR dari Bank Jatim dengan bantuan 4 armada dan 4 alat perekaman, akhirnya kini Dispendukcapil bisa lebih masif melakukan programgoes to schooldan goes to kampung.

"Nah, kampung itu tentu tidak hanya perkampungan, tapi juga rusun-rusun, itu kampung juga," kata dia.

Agus menegaskan bahwa melalui berbagai program jemput bola ini, ia berharap layanan Adminduk di Kota Surabaya ini dapat menyasar kepada semua warga Kota Surabaya. "Itulah tujuan dan harapan kami," kata Agus.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement