Jumat 20 May 2022 12:20 WIB

Cara Deteksi Long Covid dan Mengatasinya

Kasus 'Long Covid' hingga kini terus meningkat.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Kasus 'Long Covid' hingga kini terus meningkat.
Foto: www.freepik.com
Kasus 'Long Covid' hingga kini terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama dua tahun terakhir, kasus dan kematian Covid-19 baru terjadi naik dan turun seiring dengan lonjakan varian dan subvarian. Kasus long Covid atau yang berarti gejala berkepanjangan pascainfeksi juga terus meningkat.

Istilah "long Covid" mengacu pada berbagai kondisi kesehatan yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah pulih dari infeksi Covid. Gejala umumnya termasuk kelelahan, kesulitan bernapas, jantung berdebar, kabut otak, pusing, sakit perut dan perubahan indera perasa atau penciuman, menurut Centers for Disease Control (CDC).

Baca Juga

“Jelas tidak ada perlambatan dalam permintaan dan kebutuhan untuk perawatan long Covid. Itu terus meningkat,” kata Dr Jason Maley, Direktur Beth Israel Deaconess Medical Center yang berbasis di Boston, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (20/5/2022).

Long Covid diperkirakan telah mempengaruhi sebanyak 23 juta orang Amerika pada Maret, menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS. 

“Masih banyak yang belum diketahui tentang long Covid, bahkan dalam komunitas medis,” kata Maley.

 

Mendeteksi long Covid

Jika telah dinyatakan positif Covid, kata Maley, pertimbangkan untuk melakukan isolasi mandiri sekitar sebulan setelah pulih. “Perhatikan gejala umum seperti perubahan dalam pikiran, memori, dan kemampuan untuk tampil di tempat kerja atau berfungsi secara efektif di rumah,” katanya.

Beberapa gejala long Covid mungkin tampak tidak jelas pada awalnya. Maley mengatakan kelelahan yang tertunda, bahkan berhari-hari setelah aktivitas berat, bisa menjadi tanda long Covid.

“Anda mungkin tidak merasa lelah saat sedang aktif saat ini, tetapi berjam-jam atau bahkan satu hingga dua hari kemudian, Anda mungkin dilanda kelelahan yang luar biasa,” katanya.

Menurut CDC, orang dengan "penyakit Covid-19 lebih parah" dan "kondisi kesehatan yang mendasarinya sebelum Covid-19" mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena long Covid. Jadi, isolasi mandiri sangat penting bagi siapa saja yang dirawat di rumah sakit karena Covid, atau membutuhkan perawatan intensif untuk pulih.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Pathogens pada November 2021 menunjukkan bahwa sebagian kecil orang dengan long Covid tidak menunjukkan gejala, dan bahkan tidak tahu mereka mengidap Covid.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement