Jumat 20 May 2022 13:28 WIB

Indonesia Usulkan Ukuran Literasi Digital di DEWG

Kecakapan digital bisa memberi manfaat optimal bagi masyarakat di ekonomi digital.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Peserta delegasi negara G20 berbincang usai rapat pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022). Presidensi G20 Indonesia mengusulkan untuk membuat toolkit atau perangkat untuk mengukur keterampilan dan literasi digital saat forum Digital Economy Working Group (DEWG) G20.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Peserta delegasi negara G20 berbincang usai rapat pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 di Yogyakarta, Kamis (19/5/2022). Presidensi G20 Indonesia mengusulkan untuk membuat toolkit atau perangkat untuk mengukur keterampilan dan literasi digital saat forum Digital Economy Working Group (DEWG) G20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidensi G20 Indonesia mengusulkan untuk membuat toolkit atau perangkat untuk mengukur keterampilan dan literasi digital saat forum Digital Economy Working Group (DEWG) G20.

"Tujuan toolkit ini sesuai dengan tema bekerja sama untuk transformasi digital yang lebih inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto, saat Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, dikutip dari siaran pers, Jumat (20/5/2022).

Baca Juga

Keberadaan perangkat pengukuran keterampilan dan literasi digital ini, seperti yang dikatakan Hary, sejalan dengan tema Digital Economy Working Group untuk mencapai pemulihan yang lebih tangguh. Keterampilan dan literasi digital menjadi elemen kunci pada era digitalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat.

Kecakapan digital diyakini bisa memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat dalam hal ekonomi digital. Oleh karena itu, setiap negara perlu memiliki indikator untuk mengukur keterampilan dan literasi digital.

"Pengukuran juga penting untuk memberikan seperangkat indikator untuk mengevaluasi, dan melacak keterampilan digital dan tingkat literasi negara," kata Hary.

Kementerian Kominfo, selaku pengampu DEWG, mendorong delegasi dan undangan untuk berdiskusi soal pengembangan perangkat pengukuran yang bermanfaat bagi setiap negara anggota G20. "Saya berharap lokakarya ini dapat memfasilitasi, diskusi konstruktif tentang bagaimana perangkat ini dikembangkan, dan bagaimana negara dapat mengambil manfaat dari pengukuran keterampilan dan literasi digital," kata Hary.

Untuk menyusun indikator ini, Kominfo meminta masukan untuk menyempurnakan perangkat pengukuran kecakapan dan literasi digital agar negara anggota G20 bisa saling belajar. Sejumlah negara, organisasi internasional dan lembaga penelitian sudah mulai mengembangkan indikator untuk mengukur keterampilan dan literasi digital. Isu keterampilan dan literasi digital juga menjadi salah satu isu prioritas dalam isu G20.

Indonesia mendorong agar perangkat pengukuran ini bisa memberikan penilaian yang komprehensif untuk meningkatkan produktivitas dan inklusivitas ekonomi digital.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement