REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selama dua tahun, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik dan pelarangan pembukaan destinasi wisata pada masa momen libur lebaran di 2020 dan 2021. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Namun, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, dapat dipastikan jumlah pengunjung yang datang ke destinasi wisata di Jabar pada 2022 ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2020 dan 2021.
"Angka peningkatannya masih kami hitung," ujar Benny, kepada Republika, Jumat (20/5/2022).
Benny mengatakan, Disparbud Jabar telah melakukan pemantauan monitoring dan evaluasi (monev) ketersediaan item protokol kesehatan (prokes) di lokasi destinasi wisata pada masa libur lebaran periode tanggal 30 April dan 1 sampai dengan 8 Mei 2022.
"Monev ini, dilakukan secara daring dan luring," katanya.
Adapun item prokes yang dipantau, kata Benny, terkait ketersediaan lima item. Yakni, pengecekan suhu, ketersediaan tempat cuci tangan, ketersediaan himbauan prokes, penggunaan APD (masker dan sarung tangan) pada petugas, dan ketersediaan tempat sampah infeksius.
"Berdasarkan data hasil pemantauan monev ketersediaan item prokes di 59 destinasi wisata (terlampir), diperoleh nilai rata-rata persentase ketersediaan item prokes dibandingkan dengan total item prokes yang dipantau sebesar 87,46 persen," paparnya.
Nilai rata-rata tersebut, kata dia, dapat diartikan bahwa sudah tersedia 4,37 item prokes dari 5 item prokes yang dipersyaratkan. "Dengan demikian, ketersediaan item protokol kesehatan di 59 destinasi wisata secara rata-rata dinilai sudah baik," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Disparbud Jabar berharap agar pengelola destinasi wisata tetap mempertahankan kualitasnya dan terus memperbaiki kekurangannya.
Selain itu, kata dia, diharapkan kondisi wisata di Jawa Barat akan terus membaik sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan tetap mengedepankan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Enviroment), terutama penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata.
Terkait destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi, kata dia, ditentukan berdasarkan persentase jumlah pengunjung yang dibandingkan terhadap kapasitas destinasi wisata sesuai dengan level PPKM di kabupaten/kota tersebut.
"Persentase jumlah pengunjung dihitung dengan menggunakan rumus," katanya.
Menurutnya, destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi berdasarkan data persentase jumlah pengunjung pada masa libur lebaran mulai dari tanggal 30 April, 1 sampai dengan 8 Mei 2022 adalah. Pada tanggal 30 April 2022 persentase jumlah pengunjung tertinggi sebesar 40 persen yang terjadi di Trans Snow World Kota Bekasi.
Kedua, kata dia, persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 1 Mei 2022 sebesar 50 persen yang terjadi di Kampung Cirendeu Kota Cimahi. Ketiga, kata dia, Persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 2 Mei 2022 sebesar 42 persen yang terjadi di Keraton Kacirebonan.
Kemudian, kata dia, Persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 3 Mei 2022 sebesar 520 persen yang terjadi di Situ Cipanten. "Persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 4 Mei 2022 sebesar 520 persen yang terjadi di Situ Cipanten," katanya.
Lalu, kata dia, Persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 5 Mei 2022 sebesar 200 persen yang terjadi di Pemandian Air Panas Cikundul Kota Sukabumi.
Sementara pada 6 Mei 2022, kata dia, jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal sebesar 212 persen yang terjadi di Keraton Kacirebonan Kota Cirebon. Kemudian, persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 7 Mei 2022 sebesar 358 persen yang terjadi di Keraton Kacirebonan.
Persentase jumlah pengunjung tertinggi pada tanggal 8 Mei 2022, kata dia, sebesar 300 persen yang terjadi di Pemandian Air Panas Cikundul Kota Sukabumi.