Jumat 20 May 2022 16:15 WIB

Korut Klaim Berhasil Lawan Covid-19

Korea Utara mengklaim berhasil melawan wabah Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Seorang guru mengukur suhu tubuh seorang siswi untuk membantu mengekang penyebaran virus corona sebelum memasuki Sekolah Dasar Kim Song Ju di Distrik Pusat di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 13 Oktober 2021. Sebelum mengakui kasus COVID-19 domestik , Kamis, 12 Mei 2022, Korea Utara menghabiskan 2 1/2 tahun menolak tawaran vaksin dari luar dan dengan teguh mengklaim bahwa sistem sosialisnya yang unggul melindungi 26 juta orangnya dari “virus jahat” yang telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia.
Foto: AP/Cha Song Ho
FILE - Seorang guru mengukur suhu tubuh seorang siswi untuk membantu mengekang penyebaran virus corona sebelum memasuki Sekolah Dasar Kim Song Ju di Distrik Pusat di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 13 Oktober 2021. Sebelum mengakui kasus COVID-19 domestik , Kamis, 12 Mei 2022, Korea Utara menghabiskan 2 1/2 tahun menolak tawaran vaksin dari luar dan dengan teguh mengklaim bahwa sistem sosialisnya yang unggul melindungi 26 juta orangnya dari “virus jahat” yang telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mengatakan pada Jumat (20/5/2022), telah mencapai hasil yang baik dalam perjuangannya melawan wabah Covid-19. Sebelumnya negara ini melaporkan kasus demam yang naik melewati hingga dua juta kasus.

Korea Utara mengatakan pertanian terus berlanjut dan pabrik-pabrik bekerja. Pyongyang juga merencanakan pemakaman kenegaraan untuk seorang pensiunan jenderal. "Bahkan di bawah situasi pencegahan epidemi darurat maksimum, produksi normal dipertahankan di sektor industri utama dan proyek konstruksi skala besar didorong tanpa henti," ujar lapor kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA.

Baca Juga

"Hasil yang baik dilaporkan terus-menerus dalam perang anti-epidemi yang sedang berlangsung," katanya.

Korea Utara melaporkan 263.370 orang lagi dengan gejala demam dan dua kematian. Jumlah ini menjadikan total kasus demam sejak akhir April menjadi 2,24 juta pada Kamis (19/5) malam, termasuk 65 kematian.

Gelombang infeksi Covid-19 yang pertama kali dikonfirmasi oleh Korea Utara pekan lalu, telah mengipasi kekhawatiran tentang kurangnya sumber daya medis dan vaksin di negara terpencil yang mendapat sanksi berat untuk program senjata nuklirnya. Terlebih lagi Korea Utara belum menanggapi tawaran dari musuh lamanya, Korea Selatan dan Amerika Serikat, untuk mengirim bantuan. Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden AS Joe Biden yang dijadwalkan tiba di Korea Selatan pada kunjungan Jumat malam.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin mengatakan kepada parlemen Yoon dan Biden akan membahas bantuan untuk Korea Utara ketika mereka bertemu pada Sabtu (21/5). "Korea Selatan dan Amerika Serikat melanjutkan konsultasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan, terutama terkait COVID-19, ke Utara," kata Park.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement