Jumat 20 May 2022 17:55 WIB

Presiden Baru Timor Leste Janji Jalin Ikatan Lebih Erat dengan China

Presiden Timor Leste janji menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China.

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta berjanji mendedikasikan waktunya di kantor untuk memperkuat persatuan nasional dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta berjanji mendedikasikan waktunya di kantor untuk memperkuat persatuan nasional dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Tokoh kemerdekaan Timor Leste dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta dilantik sebagai presiden kelima negara itu pada Jumat (20/5/2022). Dia berjanji mendedikasikan waktunya di kantor untuk memperkuat persatuan nasional dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China.

Ramos-Horta sebelumnya menjabat sebagai presiden 2007-2012 dan perdana menteri dan menteri luar negeri. Ribuan orang melakukan perjalanan untuk menyaksikan pelantikan di ibu kota Dili. Pria berusia 72 tahun itu dilantik tepat sebelum tengah malam dalam sebuah upacara yang penuh dengan kembang api dan tembakan meriam.

Presiden baru itu mengatakan dia akan mewakili semua orang Timor, dan berusaha untuk membangun kembali persatuan nasional setelah kebuntuan politik yang berkepanjangan di parlemen. Ramos-Horta, yang meraih kemenangan menentukan dalam putaran kedua pemungutan suara bulan lalu, mengatakan hubungan dengan Indonesia, Australia, dan kawasan harus menjadi agenda utama nasional. Ia juga menekankan bahwa hubungan dengan China akan diperkuat.

"Ini adalah niat kami untuk memperluas kerja sama bilateral dengan China," katanya.

"Terutama di bidang pertanian organik yang berkelanjutan, industri kecil, perdagangan, teknologi baru, energi terbarukan, konektivitas, digitalisasi, kecerdasan buatan dan infrastruktur perkotaan dan pedesaan."

Dia mengatakan akan mendorong ketahanan pangan yang lebih besar dan mengusulkan pembentukan dana kopi untuk melindungi petani dari fluktuasi harga global. Sebagai salah satu negara yang paling bergantung pada minyak dan gas di dunia, negara setengah pulau berpenduduk 1,3 juta orang itu telah bergulat menjalankan diversifikasi ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi.

Kendati dia calon independen dalam pemilihan presiden, Ramos-Horta didukung oleh partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), yang dipimpin oleh mantan presiden dan perdana menteri Xanana Gusmao.

Gusmao bersemangat mempromosikan proyek Tasi Mane, yang akan mengeksplorasi minyak dan gas dari ladang Greater Sunrise yang dikembangkan di darat, dan China disebut-sebut sebagai pengembang potensial.

Ramos-Horta juga mengatakan akan terus membina hubungan khusus dengan Amerika Serikat, dan mengadvokasi Timor Leste untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Upacara pelantikan pada Jumat itu menandai 20 tahun kemerdekaan Timor Timur.

sumber : Antara / Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement