REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan keterlibatan perempuan dalam perekonomian masih perlu terus didorong.
"Kita ketahui bahwa partisipasi perempuan dalam perekonomian tidak hanya sekadar untuk memperbaiki kualitas keluarga dan masa depan anak, tapi justru memperbaiki ekonomi pada tingkat nasional," kata Mahendra dalam webinar LPEI "Perempuan Tangguh dalam Ekspor Berkelanjutan" yang dipantau di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Menurutnya lebih dari 2,7 miliar perempuan di dunia tidak bebas memilih pekerjaan dan cenderung bekerja di sektor informal atau bahkan profesi tidak berbayar. Ia Juga menyebutkan bahwa secara internasional perempuan memperoleh upah 37 persen lebih rendah dari laki-laki.
Di samping itu, hanya 60 persen dari perempuan di dunia yang memiliki akses kepada layanan perbankan dan hanya 40 persen perempuan yang dapat mengakses program-program perlindungan sosial.
Mahendra pun mendukung upaya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendorong pelaku usaha perempuan ekspor dengan mendirikan Community Development for Women Empowerment.
"Di dalamnya sudah langsung dirumuskan langkah-langkah yang konkret, seperti berbagai pelatihan untuk ekspor, manajerial, pelatihan teknis, dukungan sarana penunjang ekspor, akses pasar, sampai kepada pembiayaan khususnya kepada eksportir perempuan," katanya.
Adapun di tataran internasional Indonesia juga terus mendukung berbagai komitmen dunia untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, seperti Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women.
"Jadi di tataran internasional jelas selama ini kita mendukung langkah yang menunjukkan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender," katanya.