REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejak terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar NU ke-34 pada empat bulan lalu, KH Yahya Cholil Staquf telah melakukan terobosan dengan menyiapkan sejumlah program. Menurut dia, program-program tersebut akan membuat sibuk pengurus tanfidziah PBNU selama lima tahun ke depan.
"Dalam empat bulan ini pengurus Tanfidziyah telah berhasil membangun rancangan-rancangan agenda dan program khidmah yang insyaAllah akan sudah membaut kita semua seluruh jajaran pengurus NU, mulai dari PBNU sampai ke ranting sibuk selama lima tahun ke depan ini," ujar Gus Yahya saat sambutan dalam acara pembukaan Konbes NU di di di Hotel Yuan Garden Jakarta Pusat pada Jumat (20/5/2022) malam.
Di antaranya, menurut dia, PBNU telah memiliki program peremajaan sawit rakyat yang akan mencakup sampai dengan 80 ribu hektar sawit rakyat di seluruh Indonesia dan melibatkan 130 cabang NU di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Selain itu, kata Gus Tahya, PBNU kini juga sudah mempunyai program untuk pengembangan kampung-kampung nelayan di seluruh titik di seluruh Indonesia. "Kita juga punya agenda program pengembangan badan-badan, usaha-usaha milik NU dengan target sampai 2023 itu ada 250 BUMNU di seluruh Indonesia," ucap Gus Yahya.
Kemudian, PBNU mempunyai program khusus untuk mencetak wirasantri yang ditargetkan hingga 2024 sudah melahirkan 10 ribu wirasatri. Selain itu, kata Gus Yahya, PBNU juga sudah punya program bimbingan perkawinan yang dilaksanakan oleh Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) di seluruh Indonesia.
"Kita juga punya agenda program untuk pelatihan-pelatihan kader yang sistemnya sudah kita selesaikan," kata Gus Yahya.
Gus Yahya menambahkan, masih ada program lainnya yang sudah disiapkan dan akan terus bertambah. Misalnya, pada acara Kombes 2022 ini, PBNU juga melakukan nota kesepahaman untuk melaksanakan program bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dan Pendiri Center for Shared Civilizational Values (CSCV) KH Ahmad Mustofa Bisri.
"Saya kira saya tidak berlebihan jika saya katakan bahwa empat bulan yang sudah kita lalui sejak selesainya Muktamar yang lalu adalah empat bulan akselerasi khidmah yang belum pernah terjadi di dalam NU sepanjang sejarah," jelas Gus Yahya.