Sabtu 21 May 2022 08:48 WIB

Warga Australia Mulai Berikan Hak Suara

Warga Australia mulai memberikan suaranya dalam pemungutan suara Sabtu (21/5) ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
Warga Australia mulai memberikan suaranya dalam pemungutan suara Sabtu (21/5) ini
Foto: (AP Photo/Rick Rycroft)
Warga Australia mulai memberikan suaranya dalam pemungutan suara Sabtu (21/5) ini

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Warga Australia mulai memberikan suaranya dalam pemungutan suara Sabtu (21/5) ini. Jajak pendapat menunjukkan Partai Buruh yang merupakan oposisi unggul tipis dari koalisi pemerintah konservatif.

Tapi kelompok independen yang fokus pada isu perubahan iklim dapat menyulitkan suara mayoritas di parlemen. Sepanjang masa kampanye Partai Buruh memimpin jajak pendapat setelah sembilan tahun bertindak sebagai oposisi.

Baca Juga

Namun baru-baru ini pemerintahan Liberal-National Perdana Menteri Scott Morrison mempersempit jarak. Survei yang dirilis surat kabar The Australian di hari pemungutan suara menunjukkan Partai Buruh masih memimpin meski turun satu poin menjadi 53-47.

Tempat pemungutan suara di dirikan di sekolah-sekolah, pavilun pantai, dan aula. Pemilik suara dapat memberikan suaranya dari pukul 08.00 pagi sampai 18.00 waktu setempat.  

Di dua hari terakhir masa kampanye Morrison dan pemimpin oposisi Anthony Albanese berkeliling dan menyapa para pendukungnya. Pemilihan tahun ini didominasi isu naiknya harga kebutuhan hidup, perubahan iklim, dan keamanan serta integritas nasional.

Partai Buruh fokus pada lonjakan inflasi dan mandeknya pertumbuhan upah. Sementara Morrison menekankan prestasinya dalam menahan angka pengangguran di titik terendah dalam satu setengah abad terakhir. Inflansi naik dua kali lipat dari kenaikan upah sehingga pendapatan nyata terus tertekan.

"Rakyat sangat kesulitan dan pemerintahan ini benar-benar tak tersentuh, negara ini tidak mampu untuk mengulang tiga tahun yang sama, memberi Partai Buruh celah," kata Albanese di stasiun televisi ABC.

Morrison menuduh kebijakan Partai Buruh akan menambah tekanan pada inflasi dan melebar defisit. "Hanya akan menambah tekanan pada biaya hidup dan pada akhirnya menaikan pajak karena ketika (Buruh) tidak dapat mengelola uang, mereka selalu datang pada anda," kata Morrison di Channel Nine.

Ekonomi memang masih menjadi isu utama dalam pemilu tapi sejumlah kandidat independen mengkampanyekan isu perubahan iklim. Mereka menyoroti bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan terburuk yang dialami Australia dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini koalisi berkuasa memiliki 76 dari 151 kursi di parlemen. Sementara Partai Buruh menduduki 68 kursi dan sisanya diisi partai kecil atau independen.

Memberikan suara merupakan kewajiban dan hasil awal sudah mulai dapat diketahui pada Sabtu malam. Tapi Komisi Pemilihan Umum Australia menegaskan pemenangnya tidak dapat segera diketahui karena mereka butuh waktu untuk menghitung 3 juta suara yang dikirimkan melalui pos.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement