Ahad 22 May 2022 15:25 WIB

Perum Bulog Bakal Kelola Cadangan Minyak Goreng Nasional

Konsep cadangan minyak goreng nasional masih dimatangkan oleh pemerintah.

Rep: Dedy Darmawan/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang pria melihat minyak goreng untuk dijual di sebuah supermarket di Denpasar, Bali,  24 Maret 2022. Indonesia, produsen minyak sawit terbesar dunia, dilanda kelangkaan minyak goreng yang menyebabkan kenaikan harga eceran minyak goreng kemasan minyak.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Seorang pria melihat minyak goreng untuk dijual di sebuah supermarket di Denpasar, Bali, 24 Maret 2022. Indonesia, produsen minyak sawit terbesar dunia, dilanda kelangkaan minyak goreng yang menyebabkan kenaikan harga eceran minyak goreng kemasan minyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bakal memiliki cadangan minyak goreng nasional yang akan dikelola melalui Perum Bulog. Keputusan untuk memiliki cadangan nasional diambil setelah masalah harga dan kelangkaan minyak goreng domestik yang tak kunjung usai sejak akhir tahun lalu.

Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengatakan, sejauh ini konsep cadangan minyak goreng nasional masih dimatangkan oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perekonomian.

Baca Juga

"Belum ada konsep final yang disepakati, informasinya nanti akan ada peraturan-peraturan menteri yang mengatur penugasan cadangan minyak goreng," kata Febby saat dikonfirmasi, Ahad (22/5/2022).

Soal kesiapan infrastruktur penunjang, Febby mengatakan kemungkinan besar Bulog akan fokus pada urusan distribusi. Adapun pasokan minyak goreng yang dikelola bisa bersumber dari dua opsi.

Pertama, Bulog menerima pasokan minyak goreng dari produsen dalam kondisu sudah dikemas. Kedua, Bulog bekerja sama dengan perusahaan pengemasan.

"Kurang lebih seperti itu karena detailnya kita belum tahu seperti apa, intinya Bulog siap saja dengan penugasan," katanya.

Direktur Supply Chain, Mokhamad Suyamto, juga memastikan kesiapan perusahan mengelola cadangan tersebut. "Saat ini kami menunggu penugasan dan regulasi dari pemerintah," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan, cadangan yang dimaksud yakni minyak goreng curah dan dikemas dalam bentuk kemasan sederhana. Harga yang ditetapkan sebesar Rp 14 ribu per liter.

Adapun volume cadangan sebesar 10 persen dari kebutuhan minyak goreng curah nasional. Diketahui, rata-rata kebutuhan minyak goreng curah bulanan nasional mencapai 200 ribu liter. Berdasarkan tren kebutuhan itu, maka Bulog setidaknya harus memiliki cadangan stok 20 ribu liter per bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement