Ahad 22 May 2022 18:17 WIB

Jelang Final Liga Konferensi Eropa, Mourinho Terbukti Bawa Harapan Baru untuk Roma

Roma kini dibawa terbang di kompetisi Eropa.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Reaksi pelatih kepala Roma Jose Mourinho sebelum pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AS Sassuolo Calcio dan AS Roma di Reggio Emilia, Italia, 13 Februari 2022.
Foto: EPA-EFE/ELISABETTA BARACCHI
Reaksi pelatih kepala Roma Jose Mourinho sebelum pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AS Sassuolo Calcio dan AS Roma di Reggio Emilia, Italia, 13 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Jose Mourinho membawa harapan baru bagi AS Roma. Setelah menggantikan Paulo Fonseca pada akhir musim 2020/21, Roma mampu menjadi tim yang bersaing di papan atas Serie A, bahkan di kancah Eropa. Giallorossi kini akan tampil di final Liga Konferensi Eropa melawan Feyenoord. Roma juga finis di peringkat enam Serie A, dan lolos ke Liga Europa musim depan. 

Penampilan Roma di Liga Konferensi Eropa dinilai sebagai langkah mundur bagi Mourinho. Sebab pelatih yang berjuluk the Special One itu telah memenangkan Liga Champions, Piala Winner hingga Liga Europa. Namun, mantan pelatih Manchester United itu menegaskan kalau tampil di Liga Konferensi Eropa bukan kemunduran kariernya sebagai seorang pelatih.

Baca Juga

Itu karena, faktanya Roma tidak pernah memenangkan trofi Eropa, sehingga jalan ini akan menjadi sangat berbeda baginya. Bahkan, pelatih asal Portugal itu menganggap Liga Konferensi ini sudah seperti Liga Champions. Sebab ia mengakui kalau level Roma saat ini memang ada di kompetisi kasta ketiga Antarklub Eropa tersebut. Sehingga ia berjanji akan berjuang untuk bisa juara, karena Roma belum pernah mencapai final untuk waktu yang sangat lama.

''Saya seorang pelatih dengan sejarah yang jelas dan Roma adalah klub besar. Saya merasa sedikit memiliki tanggung jawab untuk menjadikan ini kompetisi besar. Kami perlahan menyadari ambisi kami untuk melangkah sejauh mungkin,'' tegas Mourinho, dikutip dari Football-italia, Ahad (22/5/2022).

Roma bukan hanya belum pernah juara di Eropa. Mereka juga belum lagi mengangkat satu trofi poun sejak musim 2007/08, yaitu Coppa Italia dan Supercoppa Italia. Oleh karena itu, hadirnya Mourinho dinilai jadi harapan baru Roma untuk memutuskan puasa gelar yang cukup lama. Apalagi, mantan pelatih Real Madrid itu pernah sukses di Italia, ketika melatih Inter Milan pada 2009/10. Ia membawa Nerazzurri meraih treble, yaitu Scudetto, Liga Champions dan Coppa Italia. 

Tapi Mourinho sadar kalau perjalanan tidak mudah untuk membuat Roma sama suksesnya dengan Inter di masa lalu. Menurutnya, setiap target baru, maka klub harus bisa lebih baik dari sebelumnya.

''Memenangkan yang pertama berarti Anda bisa berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Memenangkan yang kedua lebih sulit, memenangkan yang ketiga bahkan lebih sulit dari yang kedua. Ini adalah satu hal untuk menang. Hal lain untuk mencapai kesuksesan dan menang terus menerus untuk seluruh karier Anda,'' kata Mourinho.

Salah satu pemain yang paling menonjol dari rezim Mourinho di Stadion Olimpico adalah Tammu Abraham. Ia telah mencetak sembilan gol dalam 13 penampilan di Liga Konferensi, enam diantaranya dicetak di Roma dan salah satu dari pertandingan di kualifikasi awal. Setelah pindah dari Inggris musim panas lalu, pemain berusia 24 tahun itu diberi kesempatan untuk mencetak gol.

Abraham menunjukan perkembangan yang luar biasa dengan seragam Roma, ketika bermain imbang dengan Leicester City di semifinal. Meski tidak mencetak gol ke gawang Leicester, tapi penampilannya dalam hasil akhir 1-1 itu penuh semangat. Ia kemudian mendapatkan momen sepekan kemudian, ketika mencetak satu-satunya gol untuk membawa Roma ke Albania dalam laga final. 

''Ini adalah permainan saya untuk menunjukan apa yang telah saya pelajari di Italia,'' ucap mantan pemain Chelsea tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement