REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina pada Ahad (22/5/2022) memperpanjang darurat militer selama tiga bulan hingga 23 Agustus. Langkah ini diambil karena perang dengan Rusia belum usai.
Dilansir Al Arabiya pada Ahad (22/5), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pertama kali menandatangani perintah darurat militer bersama dengan seruan mobilisasi militer pada 24 Februari, tepatnya ketika pasukan Rusia menyerbu Ukraina. Parlemen Ukraina dengan suara mayoritas mutlak setuju untuk memperpanjang dekret tersebut.
Pasukan Rusia menggempur tentara Ukraina dengan serangan udara dan artileri di wilayah timur dan selatan. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, mereka membidik pusat komando, pasukan, dan depot amunisi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan rudal-rudal yang ditembakkan dari udara menghantam tiga pusat komando. Termasuk 13 kawasan di mana tentara dan peralatan militer Ukraina dikerahkan dan empat depot amunisi di wilayah Donbas. Sementara di wilayah Mykolaiv di bagian selatan, roket-roket Rusia mengenai sistem bergerak anti pesawat tak berawak dekat permukiman Hannovka atau sekitar 100 km sebelah timur laut kota Mykolaiv.
"Roket dan artileri menggempur 583 kawasan di mana tentara dan peralatan militer Ukraina dikerahkan, 41 pusat komando, 76 unit artileri dan mortir dalam posisi menembak, termasuk tiga baterai Grad, serta stasiun perang elektronik Bukovel Ukraina di dekat permukiman Hannivka, wilayah Mykolaiv," kata Konashenkov.
Sejak menggempur Ukraina pada 24 Februari, Rusia telah menghancurkan 174 pesawat, 125 helikopter, dan 977 pesawat tanpa awak. Konashenkov mengklaim pihaknya juga telah melumpuhkan 317 sistem rudal anti pesawat, 3.198 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, serta 408 peluncur roket ganda milik Ukraina.