REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melayani angkutan Lebaran Idul Fitri 2022 sejak 22 April hingga 12 Mei. Pada periode tersebut, ASDP melayani angkutan Lebaran 2022 dengan mengangkut sebanyak 4,93 juta penumpang dan 1,18 juta kendaraan di 13 lintasan penyeberangan terpantau nasional.
"Khusus di Lintas Penyeberangan Utama, Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, tercatat jumlah pemudik yang menyeberang sebanyak empat juta penumpang dan 933 ribu kendaraan," kata Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (22/5/2022).
Secara keseluruhan, jumlah pemudik ASDP pada 2022 mencapai 4,93 juta orang atau turun delapan persen bila dibandingkan dengan 2019 yaitu sejumlah 5,37 juta. Diikuti jumlah kendaraan mobil pribadi sebanyak 587 ribu unit atau naik lima persen bila dibandingkan dengan 2019 yaitu sebanyak 561 ribu.
Lalu kendaraan roda dua sebanyak 409 ribu unit atau turun 27 persen bila dibandingkan dengan 2019 yaitu sebanyak 562 ribu unit. Kemudian kendaraan truk sebanyak 147 ribu unit atau naik 30 persen bila dibandingkan dengan 2019 yaitu sebanyak 113 ribu unit.
"Dengan demikian, produksi penumpang dan kendaraan pada Lebaran 2022 di 13 lintasan tersebut mengalami penurunan delapan persen bila dibandingkan dengan 2019," ungkap Shelvy.
Shelvy mengatakan berbagai dinamika di lapangan telah terjadi. Dia mengungkapkan, saat arus mudik terjadi kepadatan antrean kendaraan yang relatif tinggi saat menuju Pelabuhan Merak, Banten.
Dia menjelaskan, lessons learned yang didapatkan saat arus mudik adalah belum optimalnya proses screening penggun jasa di luar pelabuhan yang dilakukan bersama-sama dengan para stakeholders pendukung terkait. Menurutnya, hal tersebut berdampak terhadap adanya pemudik yang belum bertiket tiba di pelabuhan.
Pada layanan arus balik Lebaran tahun inj, ASDP bersama dengan stakeholders terkait meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan melakukan strategi. Pertama melakukan implementadi skema delaying system (screening) di lima Rest Area Jalan Tol dan tiga Rumah Makan di Jalur arteri atau nasional.
Kedua yaitu optimalisasi proses screening dengan pengguna jasa yang belum bertiket disaring dan diedukasi oleh petugas pelayanan Ferizy di delapan titik buffer zone.