Senin 23 May 2022 08:33 WIB

Tekan Inflasi, India Pangkas Pajak Bahan Bakar

Satu liter bensin saat ini berharga 105,41 rupee, sedangkan solar di 96,67 rupee.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Harga bahan bakar (ilustrasi). Pemerintah India memangkas pajak bahan bakar untuk mengatasi tekanan inflasi.
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga bahan bakar (ilustrasi). Pemerintah India memangkas pajak bahan bakar untuk mengatasi tekanan inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India mengumumkan serangkaian perubahan struktur pajak yang dikenakan pada komoditas. Hal ini penting dalam upaya untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga di tengah inflasi yang tinggi.

Seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (23/5/2022) Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman mengumumkan pemotongan cukai untuk bensin sebesar delapan rupee (0,1028 dolar AS) per liter dan enam rupee per liter khusus solar.

Baca Juga

“Rezim pajak baru khusus bensin dan solar dapat mengakibatkan kerugian sekitar 1 triliun rupee India kepada pemerintah dalam pendapatan tahunan karena pengumpulan yang lebih rendah,” katanya.

Pemerintah juga menghapus bea masuk antrasit, batubara PCI dan batubara kokas dalam upaya untuk mengurangi biaya bahan baku untuk permintaan pasar lokal. Adapun langkah-langkah terbaru akan efektif mulai 22 Mei, dalam pemberitahuan setelah pengumuman Sitharaman, yang juga mendesak pemerintah negara bagian untuk mengikuti pengurangan serupa pada harga bahan bakar yang sejalan dengan rencana federal.

Satu liter bensin saat ini berharga 105,41 rupee, sedangkan solar di 96,67 rupee di New Delhi. Pemerintah juga akan memberikan subsidi baru sebesar 200 rupee per tabung gas memasak kepada lebih dari 90 juta penerima manfaat di bawah skema kesejahteraan yang diperkenalkan untuk perempuan di bawah garis kemiskinan.

“Subsidi akan memiliki implikasi pendapatan tahunan hampir 61 miliar rupee India. Perdana Menteri Narendra Modi secara khusus telah meminta semua perangkat pemerintah untuk bekerja dengan kepekaan dan memberikan bantuan kepada rakyat jelata," katanya.

Pemerintah juga berupaya mengurangi pajak bahan baku produk plastik untuk menurunkan biaya produk akhir. Para ahli mengatakan langkah terbaru kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran fiskal dan meningkatkan keraguan tentang pemerintah memenuhi target defisit 6,4 persen dari PDB pada 2022-23.

Tetapi inflasi telah menjadi masalah besar bagi pemerintah Modi menjelang pemilihan di beberapa majelis negara bagian India tahun ini. Lonjakan tajam dalam inflasi berarti biaya input meningkat bisnis.

Kenaikan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan terjadwal bulan ini. Keputusan hari ini, terutama yang berkaitan dengan penurunan harga bensin dan solar yang signifikan, akan berdampak positif di berbagai sektor, memberikan bantuan kepada warga India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement