REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zlatan Ibrahimovic merayakan Scudetto bersama AC Milan. Penyerang gaek Swedia ini mengatakan ia telah menepati janjinya ketika pertama kali kembali ke klub sejak pergi ke Paris Saint-Germain satu dekade lalu. Ibrahimovic berada di musim keduanya bersama Rossoneri, setelah memenangkan gelar Serie A pada 2010/11, yang kebetulan juga terakhir kali Milan dinobatkan sebagai juara Italia.
Ibra kembali pada Januari 2020 dan bersama Simon Kjaer mengubah mentalitas tim untuk memulai perjalanan menuju Scudetto. "Luar biasa, saya di sini terakhir kali Milan menang dan 11 tahun kemudian kami memenangkannya dan saya di sini lagi," kata pria berusia 40 tahun itu kepada Sky Sport Italia, dikutip dari Football Italia, Senin (23/5/2022).
"Saya tiba di sini membuat janji dan menepatinya. Banyak yang tertawa ketika saya mengatakan kami akan memenangkan Scudetto lagi, tetapi kami bekerja keras dan menunjukkan kepada tim apa artinya menderita untuk hasil Anda," ungkap Ibra.
Gelar juara Liga Italia hadir pada masa-masa yang emosional bagi Ibrahimovic dalam beberapa pekan terakhir, agen dan mentornya Mino Raiola meninggal. Ibra mendampingi Raiola di samping tempat tidurnya.
"Saya mendedikasikan ini untuk Mino, dia salah satu dari mereka yang menginginkan saya di Milan dan mengatakan kepada saya bahwa saya adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan Milan. Saya mendedikasikan trofi ini untuknya," tegasnya.
Untuk masa depannya, Ibra masih belum memutuskan apakah dia akan pensiun atau lanjut bermain. Yang terjadi saat ini, Ibra sendiri yang harus memutuskan apakah dia akan menandatangani kontrak baru di San Siro atau gantung sepatu untuk selamanya.
"Saya harus dalam kondisi yang baik, saya perlu melakukan banyak hal. Ketika saya merasa baik, maka saya akan melihat bagaimana situasinya. Saya masih merasa bahwa saya dapat membuat perbedaan ketika saya berada di lapangan. Saya tidak melihat Ibra lain di luar sana," ujar dia.
Ibra akan membuat keputusan dalam beberapa hari ke depan, mengaku memiliki waktu yang sangat sulit akhir-akhir ini. Ia mengalami kemunduran fisik maupun masalah pribadi lainnya. Namun pada akhirnya, ia masih bisa membantu Milan memenangkan trofi ini.
"Saya takut bahwa saya mungkin harus berhenti, tetapi saya ingin melakukannya dengan cara saya," katanya.
Tak pelak lagi, Ibrahimovic adalah seorang pemimpin di ruang ganti dan diharapkan untuk pidatonya kepada pemain yang lebih muda. "Tentu saja, saya banyak berbicara di ruang ganti, saya mengatakan kepada semua orang untuk tetap berkonsentrasi, karena mudah dalam situasi ini kehilangan akal. Ini adalah balas dendam bagi banyak pemain yang tidak dipercayai orang," kata dia.