REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Palestina keberatan atas keputusan Amerika Serikat (AS) menghapus ultranasionalis Yahudi Ortodoks Kahane Chai dari daftar organisasi teror.
Pekan lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menghapus lima kelompok ekstremis dari daftar organisasi teroris asing, termasuk gerakan yang digagas Meir Kahane.
Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah menyebut keputusan Amerika Serikat sebagai hadiah untuk operasi organisasi teroris. "Tindakan pemerintah Amerika Serikat bertentangan dengan kata-katanya dan tidak sesuai dengan komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas," kata pernyataan itu dikutip dari Anadolu Agency, Senin (23/5).
“Keputusan ini adalah hadiah bagi para operator organisasi teroris ini, termasuk Itamar Ben-Gvir, yang selalu memicu ketegangan di Yerusalem yang diduduki dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, serta Rabi Benzi Govstein, yang telah menyerukan penghancuran Dome of the Rock,” kata Presiden Abbas dalam sebuah pernyataan dikutip dari Wafa News, Sabtu (21/5).
PA kemudian meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk membalikkan langkah tersebut. Washington justru diminta mengambil keputusan bersejarah dengan menghapus Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dari daftar organisasi teroris.
Kelompok Hamas yang mengelola pemerintahan di Jalur Gaza mengatakan, kelompok Kach bertanggung jawab atas puluhan serangan teroris terhadap warga Palestina.
"Keputusan Amerika Serikat mencerminkan kebijakan standar ganda dan ketidakmampuan AS untuk menjadi mediator yang adil dalam konflik Palestina-Israel," kata pemimpin Hamas Basem Naim dalam sebuah pernyataan.
Gerakan Kach diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Israel sendiri. Kahane dilarang berpartisipasi dalam pemilihan pada 1988 dan secara terbuka menganjurkan agar warga Palestina diusir dari tanah airnya.
Dia terbunuh di New York pada 1990, meski setelah kematiannya, para pengikutnya terus melakukan serangan kekerasan.
Sumber: andoluagency