REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutan pada otot bisa disebabkan oleh beragam hal, mulai dari konsumsi kafein hingga aktivitas olahraga. Penyebab lain dari kedutan yang jarang diketahui adalah kanker.
Menurut para ahli, dua bagian tubuh yang rentan untuk mengalami kejang akibat kanker adalah mata dan kaki. Akan tetapi, lokasi terjadinya kedutan sangat bergantung pada area tubuh mana yang terdampak oleh kanker.
Pada kasus kanker, kedutan bisa terjadi ketika kanker sudah menyebar dan mencapai area-area tubuh yang menjadi tempat berpusatnya saraf-saraf. Ketika hal ini terjadi, otot bisa mengalami kedutan, kejang, atau sentakan.
Ada beberapa jenis kanker yang diketahui dapat menyebabkan terjadinya kedutan. Beberapa jenis kanker yang kerap memicu kedutan pada area kaki adalah kanker prostat, kanker paru, dan kanker payudara. Ketiga jenis kanker ini diketahui memiliki kemampuan untuk menyebar yang tinggi.
Kanker prostat, kanker paru, dan kanker payudara bisa memicu kedutan pada area kaki bila sel-sel kanker telah menyebar ke saraf tulang belakang. Ketika saraf tulang belakang sudah terdampak, masalah seperti kedutan atau kejang di tungkai kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki bisa terjadi.
Dua jenis kanker darah lain, yaitu myeloma dan leukaemia, juga dapat menyebar ke area saraf tulang belakang. Kondisi ini umumnya terjadi ketika keganasan bermula dari sel darah putih atau sel plasma yang berada di sumsum tulang. Beberapa gejala yang bisa ditimbulkan adalah kedutan, kejang, atau sentakan yang terjadi di otot sebanyak satu kali atau lebih.
Saat kanker sudah menyebar ke tulang belakang, pasien juga dapat mengalami kehilangan kesadaran dan kehilangan kemampuan otot untuk berkontraksi secara refleks. Kondisi ini bisa diikuti dengan episode-episode kedutan atau relaksasi otot yang sporadis atau kehilangan kontrol sepenuhnya atas fungsi tubuh.
Pada mata, kedutan bisa dipicu oleh keberadaan tumor otak. Tumor yang muncul di otak bisa mengiritasi neuron-neuron otak dan memicu terjadinya kedutan atau kontraksi pada otot.
"Bila tumor muncul di lobus oksipital, lobus temporal, atau batang otak, pasien bisa mengalami penglihatan ganda atau penglihatan kabur. Indikator lainnya adalah kedutan mata," ungkap dokter Monika Wassermann MD dari Oliolussio, seperti dilansir Express, Senin (23/5/2022).
Meningioma juga diketahui dapat mempengaruhi sistem saraf. Menurut Brigham and Women's, meningioma merupakan jenis tumor otak yang paling banyak pada orang dewasa. Sekitar 85-90 persen meningioma dikategorikan sebagai tumor jinak, dan sebanyak 10-15 persen lainnya merupakan jenis atipikal atau ganas.