REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan, hingga saat ini pemerintah belum bisa memastikan asal masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang masuk ke Indonesia. Namun, Kementan telah menemukan jenis serotipe PMK sehingga jenis vaksin yang dibutuhkan telah diketahui.
"Sampai saat ini kami belum bisa memastikan secara pasti seperti apa PMK itu masuk. Tapi Insya Allah dalam waktu yang sangat singkat," kata Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (23/5/2022).
Syahrul menyampaikan serotipe PMK yang masuk ke Indonesia diketahui serotipe O, topotipe ME-SA, linage Ind-2001, dan sublinage E. "Jadi serotipe ini yang kami lebih banyak konsentrasi untuk persiapan vaksinnya," katanya menambahkan.
Syahrul mengatakan, Kementan juga terus melakukan upaya mitigasi penyebaran wabah PMK agar tak meluas. Sejauh ini tercatat ada 52 kabupaten kota di 15 provinsi yang terjangkit PMK.
Upaya yang dilakukan di antaranya pembatasan lalu lintas ternak antar kabupaten kota. Kementan juga telah melakukan distirbusi obat-obatan hingga penyediaan vaksin nasional sesuai serotipe PMK masuk ke Indonesia.
Langkah lain, Kementan juga melakukan pelatihan kepada para tenaga kesehatan hewan, inseminator, hingga peternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Nasrullah, mengatakan, sejauh ini Kementan masih melakukan investigasi kemungkinan asal muasal masuknya PMK ke Indonesia. Karena itu, belum dapat dipastikan dari mana virus PMK yang menyebar di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR, Sudin mempertanyakan kemampuan Kementan membuat vaksin di saat tidak dapat mengetahui asal sumber PMK yang masuk ke Indonesia. Ia pun meminta agar sembari mempersiapkan vaksin, Kementan harus dapat mengetahui dari mana virus PMK bisa masuk ke Indonesia.
"Jangan investigasi, jawab saja saya belum tahu, belum mengerti. Ini yang paling penting bagi saya, jadi teman-teman tahu asal-muasalnya. Penyebabnya seperti ini. Saya ingin cepat menyelesaikan masalah ini," kata Sudin.