REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Presiden AS Joe Biden pada Senin (23/5/2022) menyatakan bahwa Washington akan melakukan intervensi militer jika China menggunakan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan.
“Kebijakan kami terhadap Taiwan tidak berubah sama sekali. Kami tetap berkomitmen untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan sepihak dalam status quo,” kata Biden dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.
Biden mengatakan Beijing “sudah mengundang bahaya dengan terbang begitu dekat (Taiwan) dan semua manuver yang mereka lakukan,” ucap Biden.
“Tetapi Amerika Serikat berkomitmen, kami membuat komitmen, kami mendukung kebijakan satu-China tetapi itu tidak berarti China memiliki yurisdiksi untuk menggunakan kekuatan dan mengambil alih Taiwan,” terang Biden.
Beijing menganggap Taiwan, rumah bagi lebih dari 24 juta orang, sebagai "provinsi yang memisahkan diri" dan tidak mengesampingkan untuk mengambil alih pulau itu dengan paksa.
Namun Taiwan bersikeras telah meraih kemerdekaan sejak tahun 1949 dengan menjalin hubungan diplomatik independen dengan 14 negara.
Biden mengatakan AS dan Jepang dan negara-negara lain "berdiri teguh untuk tidak membiarkan itu terjadi."
“Harapan saya itu tidak akan terjadi,” tambahnya.
Menanggapi pertanyaan apakah AS akan terlibat secara militer di Taiwan jika China menggunakan kekuatan untuk mengambil alih pulau itu, Biden menjawab: "ya."
“Itu adalah komitmen yang kami buat,” tambah Biden.
“Kami setuju dengan kebijakan satu China… kami menandatanganinya dan semua perjanjian yang menyertainya dibuat dari sana, tetapi gagasan bahwa itu dapat diambil dengan paksa tidak tepat,” tukas Biden.
Tentang apakah Washington akan mencabut tarif apa pun yang dikenakan pada produk-produk China, Biden mengatakan pemerintahannya tidak mengenakan tarif apa pun.
Biden mengatakan pemerintahannya “mempertimbangkan untuk menaikkan beberapa tarif impor dari China.”
Pada tahun 2018, pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif pada beberapa produk China.