REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menyampaikan, kebutuhan hewan ternak untuk qurban pada Hari Raya Idul Adha 2022 diperkirakan 1,72 juta ekor. Jumlah itu naik enam persen dari kebutuhan tahun lalu 1,64 juta ekor.
Syahrul mengatakan, meski kebutuhan kurban tahun ini meningkat di saat adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), ketersediaan sangat mencukupi. Pasokan hewan ternak yang disiapkan untuk qurban juga bukan dari wilayah yang kini terjangkit PMK.
"Potensi ketersediaan kurban 1,72 juta ekor dan bukan dari daerah yang masuk zona merah terkonfirmasi PMK," kata Syahrul dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR, Senin (23/5/2022).
Syahrul mengatakan, pendataan dan sosialisasi PMK kepada para pedagang hewan qurban akan terus dilakukan kepada seluruh dinas kabupaten kota. Dengan begitu diharapkan pelaksanaan qurban pada Idul Adha dapat berjalan lancar.
"Kami sangat yakin 14 hari sebelum Idul Adha semua ternak sudah dalam posisi yang dibutuhkan dan masuk (ke daerah pemotongan)," kata Syahrul. Adapun Idul Adha akan jatuh pada 9 Juli 2022.
Lebih lanjut, Kementan mencatat terdapat 52 kabupaten kota di 15 provinsi yang saat ini terpapar wabah PMK.
Adapun kelima belas provinsi tersebut di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Syahrul mengatakan, perkembangan tersebut berdasarkan data hingga 17 Mei 2022. Adapun, total ternak ruminansia yang terdapat di 15 provinsi tersebut sebanyak 13,8 juta ekor. Namun, jumlah ternak yang terdampak PMK hanya 3,9 juta ekor.
"Dan yang mengalami sakit berdasarkan hasil konfirmasi tes PCR di laboratorium sebanyak 13.968 ekor atau 0,36 persen dari populasi yang terdampak," katanya.
Syahrul melanjutkan, berdasarkan koordinasi Kementan dengan para pemerintah daerah terdapat hasil menggembirakan dari penanganan PMK sejauh ini.
"Ternak yang sembuh 2.630 ekor atau 18,83 persen dari ternak yang sakit adapun yang mati 99 ekor atau 0,71 persen dari ternak sakit," ujarnya menambahkan.