Senin 23 May 2022 19:49 WIB

Banjir Rob Meninggi, Industri di Kawasan Berikat Tanjung Emas Setop Operasi

Pekerja di kawasan Berikat Tanjung Emas dipulangkan lebih awal akibat banjir rob

Rep: Bowo Pribadi / Red: Nur Aini
Warga beraktivitas di Jalan Yos Sudarso yang terendam rob (banjir pasang air laut) di Tanjung Emas, Semarang, ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warga beraktivitas di Jalan Yos Sudarso yang terendam rob (banjir pasang air laut) di Tanjung Emas, Semarang, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Seiring adanya fenomena puncak pasang surut air laut bulan Mei hingga Juni 2022 nanti, aktivitas masyarakat maupun para pekerja di sebagian wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah kembali terganggu oleh genangan rob.

Fenomena puncak pasang air laut mengakibatkan genangan rob di sejumlah wilayah di pesisir utara Kota Semarang cenderung meningkat, baik di kawasan pemukiman maupun di sejumlah jalan dan akses utama aktivtas perekonomian masyarakat. Sejumlah warga mengaku, tanda- tanda genangan rob mulai meningkat sudah terasa dalam sepekan terakhir. “Terutama mulai siang hari hingga menjelang malam hari,” ungkap Basuki (32), warga Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Senin (23/5/2022).

Baca Juga

Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, genangan rob terutama pada sore hari cukup tinggi dan ketinggian genangan air berkisar 50 hingga 75 sentimeter, atau mencapai di atas lutut orang dewasa. Hal itu masih diperparah oleh hujan yang akhir- akhir inijuga sering turun pada sore menjelang malam hari. “Jangankan pengendara sepeda motor, mobil selain jenis truk pun tidak berani melintas, karena tingginya genangan rob,” ujarnya.

Pada Senin sore, genangan rob juga terpantau di sejumlah jalan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Di beberapa titik genangan air rob mencapai ketinggian 50 hingga 80 sentimeter atau sebatas pinggul orang dewsa.

Hal iu terpantau di Jalan Coaster dan jalan menuju kompleks kawasan berikat Tanjung Emas Export Processing Zone (TEPZ) Tanjung Emas. Akibat tingginya genangan rob ini, sejumlah pabrik yang berada di kawasan ini terpaksa menghentikan produksi dan memulangkan karyawannya.

“Tadi saat genangan air mulai tinggi, kami diminta segera menghentikan produksi dan seluruh kelistrikan yang ada di ruangan pabrik semua dicabut dan diamankan dari kemungkinan genangan air,” ungkap Estu (30), salah seorang karyawan PT Glory Industrial.

Karena genangan air cepat naik dan sudah menggenangi halaman pabrik, jelasnya, para karyawan yang membawa sepeda motor disarankan untuk meninggalkan di tempat parkir pabrik. Karena ketinggian air di beberapa tempat sudah mencapai pinggul orang dewasa.  

Hal itu diamini oleh Fera (25), karyawan lainnya. Sedianya aktivitas di pabrik baru selesai pukul 17.00 WIB. tetapi karena genangan air rob naik cukup tinggi seluruh karyawan produksi dipulangkan pukul 14.30 WIB. Hal ini untuk mengantisipasi apabila genangan air mulai masuk ke dalam pabrik. Tidak hanya di PT Glory Industrial saja, semua pabrik di kawasan berikat ini juga dipulangkan semua. “Karena sempat ada informasi tanggul di laut jebol,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, saat para keryawan pulang juga harus melalui genangan rob mulai setinggi lutut hingga di atas pinggang. Karena, Jalan Coaster atau jalan utama kawasan berikat tersebut juga tergenang air.

Beberapa karyawan yang ingin membawa pulang sepeda moornya terpaksa juga harus berjalan sambal mendorong sepeda motornya. “Di sini memang sering terjadi rob, tetapi ketinggian hari ini sangat parah,” kata Fera.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement