Selasa 24 May 2022 00:55 WIB

Zelenskyy Desak Sanksi Maksimum Terhadap Rusia dalam Pidato di Davos

Zelenskyy menyerukan sanksi maksimum terhadap Rusia untuk hentikan agresi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
menyerukan sanksi maksimum terhadap Rusia dalam pidato virtual, pada hari pertama pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Senin (23/5).
Foto: AP/Efrem Lukatsky
menyerukan sanksi maksimum terhadap Rusia dalam pidato virtual, pada hari pertama pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Senin (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan sanksi maksimum terhadap Rusia dalam pidato virtual, pada hari pertama pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Senin (23/5/2022). Dia mengatakan sanksi perlu ditegakkan lebih jauh untuk menghentikan agresi Rusia, termasuk embargo minyak, memblokir semua bank, dan memutuskan perdagangan dengan Rusia sepenuhnya.  

“Inilah sanksi yang seharusnya, mereka harus maksimal, sehingga Rusia dan setiap agresor potensial lainnya yang ingin mengobarkan perang brutal terhadap negara tetangganya akan dengan jelas mengetahui konsekuensi langsung dari tindakan mereka,” kata Zelenskyy melalui seorang penerjemah.

Zelenskyy juga mendorong penarikan penuh perusahaan asing dari Rusia untuk mencegah mendukung perangnya. Dia mengatakan Ukraina membutuhkan setidaknya pendanaan 5 miliar dolar AS per bulan untuk rekonstruksi.

"Jumlah pekerjaan sangat besar, kami mengalami kerugian lebih dari setengah triliun dolar, puluhan ribu fasilitas hancur.  Kita perlu membangun kembali seluruh kota dan industri,” kata Zelenskyy, beberapa hari setelah ekonomi terkemuka Kelompok Tujuh (G7) setuju untuk memberikan bantuan ekonomi senilai 19,8 miliar dolar AS.

Baca juga : Starbucks Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun

Zelenskyy menyoroti lambatnya pemberian bantuan dari negara Barat terhadap Ukraina ketika serangan Rusia mulai dilancarkan pada 24 Februari. Menurutnya, jika Ukraina menerima 100 persen bantuan senjata, pendanaan, dan dukungan politik sejak Februari maka dapat menyelamatkan puluhan ribu nyawa.

Pidato Zelenskyy mendapatkan tepuk tangan meriah dari para delegasi. Dia menegaskan kembali bahwa Rusia memblokir pasokan makanan penting, seperti gandum dan minyak bunga matahari.

Ukraina dan Rusia, adalah pengekspor utama gandum, barley dan minyak bunga matahari. Gangguan pasokan akibat perang mengancam kerawanan pangan di negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan sebagian Asia yang mengandalkan pasokan dari Rusia dan Ukraina.

Kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP) David Beasley menyerukan agar pelabuhan Ukraina dibuka kembali. Dia mengatakan para petani di kawasan itu dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi 400 juta orang.

Baca juga : Diplomat Rusia di PBB Mengundurkan Diri

"Jika pasokan tetap tidak terpenuhi, maka dunia dapat menghadapi masalah ketersediaan pangan dalam 10 hingga 12 bulan ke depan, dan itu akan menjadi neraka di bumi," kata Beasley.

Beasley memperingatkan bahwa, ada 49 juta orang mengalami kelaparan di 43 negara, termasuk Yaman, Lebanon, Mali, Burkina Faso, Mesir, Kongo, Guatemala dan El Salvador. Beasley meminta mega-miliarder top dunia untuk membantu upaya mencegah kelaparan

“Dunia dalam masalah yang sangat serius. Ini bukan retorika, bergeraklah sekarang, karena dunia membutuhkan kalian," ujar Beasley.

Selain pidato Zelenskyy, delegasi pemerintah Ukraina yang hadir secara langsung, menyampaikan alasan mereka agar Barat memberikan dukungan kepada Kiev untuk melawan Rusia. Sementara delegasi Rusia tidal diundang ke Davos tahun ini.

Baca juga : Starbucks Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement