REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan sedang mempertimbangkan pemotongan tarif barang-barang China. Hal itu sambil meningkatkan seruan kepada Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) agar meningkatkan produksi minyak saat negaranya tengah bergulat dengan gelombang inflasi yang merusak secara politik.
"Saya sedang mempertimbangkannya. Kami tidak mengenakan tarif apa pun. Tarif itu diberlakukan oleh pemerintahan terakhir dan sedang dipertimbangkan," kata Biden tentang pengurangan tarif di China, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/5).
Pernyataan itu disampaikannya selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Dalam kunjungannya ke Jepang, Biden pun mendukung rencana Jepang memperkuat kapabilitas pertahanannya.
Kedua negara juga berkomitmen bekerja sama dalam menghadapi pengaruh China di Asia. Kunjungan pertama Biden ke Asia sebagai presiden itu digelar saat kawasan semakin khawatir dengan sikap tegas China dan pengaruhnya pada keamanan dan rantai pasokan.
Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan Biden menghormati keinginan Kishida memperkuat pertahanan Jepang.
Pada Senin (23/5), Gedung Putih mengatakan kedua kepala pemerintahan itu berkomitmen bekerja sama mengenai semakin koersifnya sikap China yang bertentangan dengan hukum internasional.
Dalam laporan stasiun televisi Jepang, NHK mengatakan Biden mendukung Jepang sebagai anggota parmanen Dewan Keamanan PBB. Agenda utama kunjungan dua hari Biden adalah peresmian Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik, rencana pilar kerja sama ekonomi AS dengan Asia.