Selasa 24 May 2022 10:30 WIB

Rusia akan Fokus Kembangkan Hubungan dengan China daripada Barat

Rusia akan fokus kembangkan hubungan dengan China.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Rusia akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China daripada Barat
Foto: Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Rusia akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China daripada Barat

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Senin (23/5/2022),  Rusia akan mempertimbangkan tawaran dari Barat untuk membangun kembali hubungan dan menentukan itu diperlukan atau tidak. Hanya saja, keputusan Rusia pun akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China.

Lavrov dalam sesi tanya jawab di sebuah acara di Moskow mengatakan, negara-negara Barat telah mendukung "russophobia" sejak Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina.

"Jika mereka (Barat) ingin menawarkan sesuatu dalam hal melanjutkan hubungan, maka kami akan mempertimbangkan dengan serius apakah kami akan membutuhkannya atau tidak," kata Lavrov menurut transkrip di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia.

Menteri luar negeri ini menyampaikan keluhan dengan negara-negara Barat yang katanya bertekad untuk mengubah aturan hubungan internasional yang merugikan Rusia.

"Kita harus berhenti bergantung dengan cara apa pun pada pasokan segala sesuatu dari Barat untuk memastikan pengembangan sektor-sektor yang sangat penting bagi keamanan, ekonomi, atau lingkungan sosial tanah air kita," katanya.

Menurut Lavrov, Rusia sedang bekerja untuk menggantikan barang-barang yang diimpor dari negara-negara Barat. Nanti di masa depan, Moskow hanya akan bergantung pada negara-negara yang dapat diandalkan yang tidak terikat pada Barat.

Lavrov mengatakan tujuan Moskow sekarang adalah untuk lebih mengembangkan hubungan dengan Beijing. "Sekarang Barat telah mengambil 'posisi diktator', hubungan ekonomi kami dengan China akan tumbuh lebih cepat," katanya.

"Selain pendapatan langsung untuk anggaran negara, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan (Rusia) timur jauh dan timur Siberia," ujarnya.

China dinilai memiliki teknologi informasi dan komunikasi yang sama sekali tidak kalah dengan Barat. "Banyak hal di sini akan memastikan keuntungan bersama," kata Lavrov.

Lavrov mengatakan Rusia hanya akan mengandalkan diri sendiri dan negara-negara yang telah membuktikan dirinya dapat diandalkan dan tidak.

"Jika negara-negara Barat berubah pikiran dan mengusulkan beberapa bentuk kerja sama, maka kita dapat memutuskan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement