REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Amerika Serikat (AS) sedang bersiap mendistribusikan dan memberikan vaksin cacar monyet kepada orang-orang yang menjalin kontak dekat dengan individu terinfeksi. Hal itu diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit tersebut.
“Saat ini kami berharap memaksimalkan distribusi vaksin kepada mereka yang kami tahu akan mendapat manfaat darinya. Mereka adalah orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien cacar monyet yang diketahui, petugas kesehatan, kontak pribadi yang sangat dekat, dan mereka yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit parah,” kata wakil direktur divisi patogen-patologi konsekuensi tinggi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Jennifer McQuiston, Senin (23/5/2022).
Ia mengungkapkan, dalam hal pasokan, AS memiliki sekitar 1.000 dosis JYNNEOS, vaksin yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk cacar dan cacar monyet. “Anda dapat mengharapkan tingkat itu meningkat dengan sangat cepat dalam beberapa pekan mendatang karena perusahaan menyediakan lebih banyak dosis untuk kami," ucap McQuiston.
Selain itu, AS juga memiliki 100 juta dosis vaksin generasi tua, ACAM2000. Baik JYNNEOS dan ACAM2000 sama-sama menggunakan virus hidup. Namun hanya JYNNEOS yang tidak bereplikasi. Hal itu menjadikannya lebih aman.
Saat ini AS sudah melaporkan lima kasus cacar monyet terkonfirmasi. Kasus itu tersebar di New York, Florida, Utah, dan Massachusetts. AS pun tengah melakukan pengujian pada semua kasus yang dicurigai sebagai cacar monyet.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada lebih banyak kasus cacar monyet muncul di negara-negara yang biasanya tak menemukan penyakit tersebut. Epidemiolog WHO David Heymann mengungkapkan, penemuan puluhan kasus cacar monyet di sejumlah negara yang tidak endemik virus tersebut merupakan hal tak biasa. Kendati demikian, dia yakin, cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi berikutnya.
“Ini tidak akan menjadi pandemi seperti yang kita ketahui pandemi, tapi tentu saja mungkin penyakit ini telah menyebar di berbagai belahan dunia dan kami baru mulai mengidentifikasinya,” kata Heymann kepada PA News Agency pada 22 Mei lalu.
Dia pun yakin, cacar monyet tidak menular lewat udara. “Jadi ini bukan infeksi pernapasan seperti SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19). Jadi tidak akan menyebar dengan cara yang sama,” ucapnya.
Mantan asisten direktur jenderal WHO untuk keamanan kesehatan dan lingkungan itu menjelaskan, cacar monyet menular melalui kontak dekat.
“Jika terjadi kontak dekat, kontak fisik, ada kemungkinan virus menyebar dari lesi pada satu orang ke orang lain dan bisa masuk melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir. Virus ini tidak menular dengan mudah. Ini adalah penyakit yang cukup langka yang sekarang menjadi lebih umum,” kata Heymann.
Baca juga : Seberapa Besar Ancaman Cacar Monyet?