REPUBLIKA.CO.ID, BALONGAN -- Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan, Kabupaten Indramayu menggelar Focus Group Discussion (FGD) program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau yang sebelumnya disebut sebagai Program Corporate Social Responsibility (CSR).
Kegiatan dilaksanakan di Gedung Patra Ayu Perumahan Pertamina Bumi Patra, Selasa (24/5/2022). FGD kali ini diikuti instansi perangkat daerah, mitra binaan, para Kuwu di sekitar Kilang Balongan, hingga perwakilan Pertamina group yang beroperasi di wilayah Indramayu.
Diskusi program TJSL ini digelar guna menyinergikan program yang telah berjalan dan rencana kedepannya dalam upaya membantu pembangunan di Kabupaten Indramayu melalui pemberdayaan masyarakat agar hidup mandiri dan sejahtera.
Program pemberdayaan masyarakat dari Pertamina RU VI yang saat ini masih berjalan di antaranya Wilayah Masyarakat Pengelola Daur Ulang Sampah (Wiralodra), Integrated Multi-Tropic Aquaculture (IMTA), Tegalsembadra Ecofarming, Pemberdayaan Warga Binaan Lapas, Mangoes Center, dan Pemberdayaan Pemuda Melalui Pelatihan Juru Las.
Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Refinery Unit VI Balongan Imam Rismanto mengatakan, program TJSL tersebut telah melalui proses perencanaan, implementasi, monitoring, hingga evaluasi agar tepat sasaran dan memberikan manfaat yang berkelanjutan kepada masyarakat.
“Progran TJSL merupakan komitmen Pertamina dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, bukan hanya pemberdayaan saja, kami juga menyalurkan santunan untuk kaum dhuafa dan anak yatim, serta kegiatan-kegiatan sosial lainnya di masyarakat,” ujar Imam dalam keterangannya kepada Republika.co.id.
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang terus dilakukan secara berkelanjutan ini juga turut diapresiasi oleh Ketua Departemen Pembangunan Sosial dan kesejahteraan (PSDK) Fisipol Universitas Gadjah Mada, Dr Krisdyatmiko, saat menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut.
“Saya kira Balongan beruntung memiliki Kilang Pertamina yang selalu membangun inisiasi, berkomitmen mewujudkan kesejahteraan tanpa diminta dan sudah aktif memberdayakan masyarakat sesuai kebutuhan,” papar pria yang bisa disapa Kris.
Dikatakan Kris, memandirikan masyarakat melalui porsi kegiatan pemberdayaan akan lebih tepat karena bisa berkesinambungan dibandingkan dengan pemberian bantuan dana cash yang bisa langsung habis jika tidak dikelola dengan baik.
“Kembangkan potensi UMKM, bangun kemandirian agar sifatnya jangka panjang,” ucap Kris.
Pada kegiatan tersebut, Pertamina RU VI juga turut menampung aspirasi masyarakat dan stakeholder terkait program CSR yang bisa dikembangkan Pertamina RU VI untuk tahun 2023 mendatang.
Seperti yang disampaikan peserta diskusi mewakili Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Indramayu, Runita, yang menyampaikan guna menyelaraskan program TJSL terhadap pembangunan daerah, mengharapkan Pertamina RU VI tidak hanya melakukan pemberdayaan bidang peningkatan ekonomi saja, namun juga infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
“Pertamina diharapkan bisa menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan gizi buruk, stunting dan penyakit kusta, pendampingan kejar paket (A,B, dan C) ring 1 Kilang Balongan khususnya dan Indramayu secara luas,” Kata Runita .
Sunapah, dari kelompok Taruna Tani Parikesit yang menjalankan program Tegalsembadra Ecofarming pada kesempatan tersebut juga mengharapkan, agar program pemberdayaan dalam bidang budidaya ayam petelur seperti yang dilaksanakan kelompoknya bisa diikuti masyarakat luas.
“Pertamina kami harap bisa merangkul lebih banyak lagi masyarakat, peluang bisnis telur ayam masih sangat terbuka dan menjanjikan”, kata Sunapah.