REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kevin De Bruyne mengatakan gelar Liga Primer Inggris keempatnya adalah yang terbaik dari yang lain setelah pertarungan hari terakhir yang luar biasa yang memusingkan kepalanya. Gelandang Belgia membantu timnya bangkit dari ketertinggalan 0-2 melawan Aston Villa dengan umpan silang untuk Ilkay Guendogan pada gol kedua City yang akhirnya menang 3-2.
"Saya baru saja mengatakan kepada Fernandinho di dalam, kepala saya kacau. Ini adalah salah satu pertandingan yang menegangkan, mereka mencetak gol dari dua peluang dan setelah itu kami menyerang habis-habisan," kata De Bruyne dikutip dari Manchester Evening News, Selasa (24/5/2022).
Ia mengatakan, City memiliki banyak peluang pada babak kedua dan ia berpikir Oleksandr Zinchenko dan Ilkay Guendogan membuat perbedaan. Keduanya datang dan membawa intensitas yang berbeda dan membantu City memenangkan pertandingan.
“Itu jelas mengubah segalanya. Saya pikir ketika kami mencetak gol untuk menjadikannya 2-1, Anda dapat melihat bahwa masih ada 20 atau 15 menit lagi dan kami dengan cepat mencetak gol kedua. Saya tidak berpikir Aston Villa tahu apa yang akan terjadi dan kami hanya menyerang dan menyerang," jelasnya.
De Bruyne memulai musim dengan tetap bugar setelah akhir yang sulit di musim sebelumnya, ketika kekecewaan kekalahan final Liga Champions oleh Chelsea diperparah dengan menghabiskan malam di rumah sakit dengan patah tulang pipi. Ia juga mengalami cedera pergelangan kaki saat membela Belgia di Euro 2020.
Tetapi musimnya telah mencapai puncak yang luar biasa, dengan 19 gol dan 14 assistnya memainkan peran besar dalam memenangkan gelar. Ia dirinya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Primer .
"Sejujurnya, dengan apa yang saya rasakan di awal tahun, gelar ini sejauh ini adalah yang terbaik dari empat gelar," katanya. "Saya mengalami masa-masa sulit secara fisik dan mental dan saya akui itu baik-baik saja. Jadi, bagi saya, ini sangat manis, cara saya kembali musim ini luar biasa. Saya bangga, hanya ini yang bisa saya katakan," ujarnya.
De Bruyne juga meluangkan waktu untuk memberi penghormatan kepada tim Liverpool yang mendorong mereka sampai akhir. Liverpool gagal merebut gelar setelah tiga gol City dalam lima menit menjelang akhir pertandingan membuat the Citizens bertahan di puncak klasemen akhir.
"Saya pikir ini spesial karena cara kami melakukannya melawan tim seperti Liverpool. Mereka mendorong kami begitu banyak hingga batasnya," katanya.